Dampak Pembangunan Ibu Kota Negara terhadap Kebudayaan Kalimantan Timur

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah resmi mengumumkan lokasi penetapan ibu kota baru Indonesia yang akan menggantikan Jakarta. 

Penetapan lokasi ibu kota baru ini akan terletak di dua kabupaten di Kalimantan Timur, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Tidak hanya membutuhkan biaya yang besar namun hal ini akan memiliki dampak lingkungan dan sosial kebudayaan yang serius. 

Masuknya penduduk dari berbagai daerah dan kebudayaan yang masuk ke daerah Kalimantan Timur tentu akan membuat ibu kota Indonesia ini menjadi pusat budaya baru dengan masyarakatnya yang multikultural dan juga menjadikan daerah Kalimantan Timur menjadi pusat modernisasi. 

Di mana hal ini tentu akan menjadi perhatian khusus bagi penduduk daerah Kalimantan Timur karena akan menjadi kontestasi antar kebudayaan yang masuk ke kebudayaan daerah Kalimantan Timur.

Kalimantan Timur merupakan salah satu bagian pulau besar bernama Borneo yang merupakan  jantung peradaban suku Dayak, yang memiliki banyak catatan interaksi dengan berbagai ras dan suku bangsa sejak berabad-abad lalu. Kalimantan Timur memiliki kebudayaan yang beraneka ragam, mulai dari suku hingga adat dengan memiliki kearifan lokalnya tersendiri. 

Namun, banyaknya kebudayaan dari berbagai daerah yang masuk ke Kalimantan Timur bukan lah menjadi suatu permasalah sepele, tetapi akan menjadi sebuah ancaman terhadap kebudayaan asli di Kalimantan Timur yang disebabkan oleh adanya kebudayaan yang masuk dari berbagai daerah karena adanya pemindahan ibu kota baru. 

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pengaruh budaya mayoritas, kondisi masyarakat penuturnya, globalisasi, migrasi/urbanisasi, kurangnya penghargaan dan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah, dan juga masuknya kebudayaan baru. Sehingga, masyarakat akan mengikuti kebudayaan yang akan dibawa oleh orang-orang pendatang. 

Baik disadari maupun tidak disadari, kebudayaan baru akan dapat menanamkan garis pengarah pada sikap dan perilaku kepada masyarakat dalam berbagai bentuk aspek kebudayaan itu sendiri.

Seiring dengan proses transformasi budaya baru yang akan masuk, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka secara natural masyarakat akan terbawa dan terbentuk kognisi dalam pemahaman, kepercayaan, dan keyakinan pada kebudayaan baru yang disebabkan karena berbagai budaya yang dibawa masuk oleh orang-orang pendatang. Sehingga, tanpa disadari hal ini akan menjadi dampak yang ditimbulkan dari pembangunan Ibu Kota Negara terhadap kebudayan Kalimantan Timur.

Dengan adanya berbagai kebudayaan yang akan masuk karena pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur, perlu adanya upaya untuk dapat mempertahankan kearifan lokal dalam konteks kebudayaan Kalimantan Timur sehingga dibutuhkannya peran pemerintah dan masyarakat daerah itu sendiri. 

Semakin berkembangnya modernisasi yang dibawa oleh orang-orang pendatang dari berbagai daerah dan kebudayaan yang masuk, maka hal ini akan menjadi sebuah tantangan besar bagi seluruh kearifan budaya lokal di kalimantan Timur. Sehingga, tidak hanya pembangunan infrastruktur yang menjadi pusat perhatian, namun kebudayaan asli Kalimantan Timur pun juga harus dapat diutamakan dalam menjaga kebudayaan Kalimantan Timur.