Menurut Wikipedia jembatan gantung adalah jenis jembatan yang di dukung oleh kabel yang menggantung dari dua titik penyangga ke dua ujungnya. Titik penyangganya berupa menara atau tiang-tiang yang tinggi.
Biasanya jembatan ini sebagai penghubung atau akses dari dua wilayah yang berbeda. Begitu pun halnya dengan jembatan gantung yang berada di kelurahan Jati Pulo.Â
Jembatan gantung ini letaknya di atas kali banjir kanal Barat yang menghubungkan wilayah kelurahan Jati Pulo Jakarta Barat dan wilayah kelurahan Cideng Jakarta Pusat. Jika ingin melintasinya haruslah menyeberangi rel kereta api terlebih dulu.
Awalnya jembatan ini terbuat dari papan yang disusun sebagai pijakannya. Waktu itu kalinya masih dangkal dan masih tergolong jernih airnya. Namun karena di gunakan terus menerus jembatan ini mengalami perbaikan beberapa kali.
Menurut penuturan warga setempat yang lahir di tahun tujuh puluhan dan besar di era delapan puluhan air kali yang berada di bawahnya dulunya jernih dan bersih seperti kali-kali lainnya pada umumnya.Â
Pada waktu itu banyak anak-anak yang bermain dan berenang di kali tersebut. Warga setempat pun menggunakannya untuk kepentingan mandi dan mencuci pakaian.Â
Di tepian kalinya ada tanah merah tempat biasa anak-anak bermain bola. Bila ada bola yang tidak sengaja tercebur ke kali, maka dengan mudahnya mereka mengambil dengan berenang.
Di dekat situ juga terdapat tanggul tempat biasa orang berjualan beraneka lauk dan makanan setiap harinya di sore hari. Apalagi jika di bulan Ramadhan biasanya sepanjang tanggul penuh dengan aneka takjil dan itu berlangsung hingga sekarang.
Kejadian mistis pun kerap terlihat. Seperti adanya penampakan kuntilanak di malam hari. Karena pada saat itu tidak adanya lampu penerangan di sepanjang jembatan. Akibatnya setelah di atas pukul sembilan malam tidak ada orang yang berani melaluinya.Â
Mitos lainnya adalah kali yang ada di bawah jembatan gantung dari kolong jembatan lintas Tomang menurut cerita orang terkenal angker. Sepanjang kali tersebut hingga pintu air Tanah Abang konon katanya di dalamnya terdapat istana ratu buaya putih.Â
Berdasarkan kejadian banyaknya anak-anak yang tercebur di kali tersebut tidak berhasil ditemukan dari titik awal pencarian sampai pintu muara angke. Orang -orang menganggap diambil oleh ratu buaya putih.