Mohon tunggu...
Money Pilihan

Tuan Rumah AM IMF-WB, Menelusuri Harta yang Tersembunyi

22 Agustus 2018   16:30 Diperbarui: 22 Agustus 2018   16:39 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pertama kalinya IMF menginjakkan kaki di bumi pertiwi ialah ketika Indonesia mengalami gejala krisis pada tahun 1952. Kemudian, krisis tahun 1998 menjadi alasan IMF kembali lagi ke Indonesia dalam rangka membenahi perekonomian bangsa. Dan, pada tahun 2018, IMF kembali bukan untuk menangani krisis seperti tahun-tahun sebelumnya. Lantas, untuk apa IMF kembali?

Tahun 2018 menjadi sebuah ajang bergengsi bagi Indonesia dalam 'memamerkan' keunggulannya dikancah Internasional. Dua perhelatan Internasional memilih Indonesia sebagai tuan rumahnya. Pertama, Asian Games yang diadakan pada tanggal 18 Agustus -- 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang. 

Dan, kedua ialah Annual Meeting IMF-WB (AM IMF-WB) yang akan diadakan pada tanggal 12-14 Oktober 2018 di Bali. Walaupun, rangkaian menuju AM IMF-WB sudah terlaksana mulai dari tahun 2017, yaitu setelah terpilihnya Indonesia sebagai Tuan Rumah AM IMF-WB pada bulan Oktober 2015.

Tulisan ini tidak akan membahas tentang Asian Games dan latar belakangnya, melainkan AM IMF-WB dan segala hal yang melatarbelakanginya. Berbeda dengan AM IMF-WB, Asian Games merupakan kompetisi antara negara Asia sesuai dengan Cabor (Cabang Olahraga) yang dilombakan. Perebutan jumlah medali menjadi determinasi pemenang Asian Games berikutnya.

Sedangkan, AM IMF-WB, merupakan temu ilmiah yang membahas kondisi ekonomi-sosial-politik yang terjadi di negara-negara anggota. Selain itu, pertemuan ini juga menjadi corong-solusi atas permasalahan yang terjadi oleh negara-negara anggota.

Didalamnya pula, terlibat lebih dari 15.000 peserta yang terdiri dari, Kepala Negara, Gubernur Bank, Menteri Keuangan, Investor, Delegasi resmi, Akademisi, Jurnalis, NGO, dan peneliti-peneliti lainnya. Total negara yang hadir dalam agenda tersebut ialah 189 negara. Lantas, apa yang diuntungkan Indonesia dalam menyelenggarakan acara yang hanya berduduk ria ini?

Sebelumnya, sebuah kebetulan yang menjadikan Indonesia sebagai Tuan Rumah AM IMF-WB merupakan manifestasi dari serangkaian hubungan multilateral dan bilateral Indonesia dengan IMF dahulu kala. Tahun 1950an merupakan cinta pandangan pertama Indonesia dengan IMF kala gejala krisis melanda.

Presiden Soekarno kala itu mengajukan permintaan menjadi anggota IMF dan Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD)-kemudian menjadi Bank Dunia pada 24 Juni 1950. 

Secara resmi Indonesia bergabung dengan IMF pada tahun 1953 yang kemudian disusul dengan disahkannya UU No. 5 tahun 1954 tentang Keanggotaan Republik Indonesia Dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) dan Bank Internasional Untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (International Bank For Reconstruction and Develompment).

Utang yang diajukan kepada IMF pada masa awal kemerdekaan ialah sebesar 55 juta dolar AS. Namun, pinjaman tersebut tak mampu menepis krisis yang terjadi kala itu. Dari sini, IMF menyadari bahwa kehadirannya belum mampu memberikan solusi yang tepat guna selain pinjaman yang berbunga.

Kesan pertama IMF sungguh menyedihkan. Tugas besar bagi bangsa yang baru lahir hingga harus meminta bantuan pada negara lain. Hubungan IMF dan Indonesia tidak berhenti di angka 55 juta dolas AS. Ia kembali hadir dan berhasil merekam sebuah momentum bersejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun