Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rancangan Penataan, Sebuah Pemikiran (6, Sambungan)

26 Juli 2018   20:41 Diperbarui: 26 Juli 2018   20:51 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tujuan dari penataan itu ... terkait dengan banyaknya manusia dengan berbagai kondisi yang melekatinya ... pun beragam pula. Telah disinggung beberapa diantaranya pada tulisan terdahulu, seperti "survive", ingin merasakan rasa aman tentram, ingin tidak ingin merasakan rasa derita (tidak melulu diri pribadi tetapi juga generasi berikutnya), dan sebagainya. Dikatakan "tujuan" dan bukan "kehendak/keinginan" karena itu didasari kemauan untuk bertindak, dan bukan sekedar "lip service" semata. 

Jadi bukan kayak "janji-janji" saat ada kampanye pilihan kepala daerah atau sejenisnya, yah. :) Ibaratkan seperti sedang menempuh perjalanan, tatapan mata mengarah pada suatu tujuan, dan kakipun melangkah ke arah tersebut. Dan bukan berdiri diam, kemudian tolah-toleh mencari pemandangan yang bagus.

Dari beberapa tujuan yang disebutkan, dapatlah kita katakan ... berdasar dari apa yang dikemukakan sebelumnya, bahwa itu semua sebenarnya berada pada arah pandangan yang serupa. Bahkan sekalipun bagi mereka yang sebelumnya disebut "benar-benar" berbeda. Dimungkinkan itu  mereka lakukan karena masih mencontoh dari prinsip-prinsip yang ada pada alam lingkungan alamiah. 

Tetapi tentunya kita ketahui pula bahwa prinsip-prinsip itu mengada di alam lingkungan alamiah pun disebabkan karena mahluk-mahluk yang ada di alam lingkungan alamiah itu ingin untuk bisa "survive". Dan tidak semata terkait "survive" diri pribadi, tetapi juga bagi generasi selanjutnya (yang mana sebelumnya ditulis mengenai "pertarungan" yang mereka lakukan saat "mate season").  Namun lebih dari itu, mereka itu juga punya "kode etik" tersendiri, yang mana itu mereka jalankan agar kondisi yang ada di sekitar mereka tetap terjaga. 

Bisa dilihat contoh kasus dimana seekor kerbau tidak akan makan hingga mati kekenyangan sekalipun rumput yang ada di sekitarnya tersedia dalam jumlah yang melimpah ruah. 

Terkait dengan manusia, sekalipun kemudian dari perbedaan itu lalu terlihat ada perbedaan pola hidup, disebabkan karena tujuan yang diinginkan sebenarnya  adalah relatif sama, kiranya yang berlainan itu bisa diselaraskan untuk mencapai tujuan. Salah satunya cara penyelarasan itu  adalah dengan pendidikan, atau penyebar luasan dan penyerapan ilmu pengetahuan.

Ada banyak hal/cara lain  yang bisa digunakan tentunya, yang mana terkait hal/cara tersebut ranahnya (pada saat ini) adalah ranah ilmu sosial. Ini pun kiranya bisa diselaraskan pula dengan mereka yang pola hidup dan pikirnya masih mengacu pada aturan/kaidah yang ada pada alam lingkungan alamiah, karena itu masih termasuk dalam hal ekologi pula sebetulnya. Hanya saja ilmu sosial yang biasa diketahui/dipelajari, memang lebih dikhususkan (terutama) untuk manusia.

Lha ..., itu berarti bukan cuma perkara satu orang/pribadi/individu/golongan/jenis/mahluk, yah.  :) 

Sehingga, bila ada yang bicara perkara/mengenai ilmu sosial ataupun ekologi namun fakusnya cuma pada satu orang/pribadi/individu/golongan/jenis/mahluk ......... 

Pikir sendiri, deh ... :D

Bersambung ...

Peeeace 4 all

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun