Persiapan Sejak Dini (3)

'Ngalor-'ngidul ...

Bicara mengenai filsafat, itu hampir selalu ada tendensi kekinian. Disebabkan pertanyaan (yang berbuntut pada "percakapan") yang muncul di kepala, kiranya timbul disebabkan kondisi yang ada/terjadi pada masa kini. Bila berfilsafat namun "kepala menoleh ke belakang", maka yang didapat adalah "pelajaran sejarah" ataupun "ingatan-ingatan sejarah" (yang mana bisa disebut dengan memori dari manusia, bila manusia yang dimaksud dalam kasus ini adalah pengibaratan dari kumpulan yang terdiri dari manusia-manusia).Namun meski itu "beraroma tempoe doloe",  itu bukanlah tiada gunanya. Disebabkan hasil pemikiran itu tentunya selalu harus dikonfirmasikan dengan kenyataan yang ada saat tersebut. Dimana pada tahapan itu, boleh dikata juga hasil dari cross check antara pemikiran dan pengamatan terhadap kenyataan itu merupakan hasil pengamatan/penelitian.

-Bila pemikiran dan pengamatan itu terjadi/berlangsung karena keberadaan sebuah masalah ... yang terjadi secara terus menerus,

- Bila proses pemikiran dan pengamatan terhadap masalah itu terjadi secara terus menerus, dimana dari hasil yang di dapatkan darinya diperoleh data-data yang "hampir sama",  

- Dan bila masalah itu kemudian setelah diolah dan kemudian didapati  pada suatu masa diketemukan jawabannya, dan bila penerapan dari jawaban suatu masalah itu dapat dipraktekkan pada masa-masa lainnya tanpa mengalami suatu kendala tambahan,

Maka ranah dari pemikiran, masalah, dan jawaban dari masalah itu akan bergeser tidak lagi semata berada pada ranah filsafat, tetapi juga menempati ranah "patokan"/"standar"/ageman ... terhadap ... masalah yang dimaksud.

Sebagai contoh sederhana adalah masalah "lapar" yang dialami oleh mahluk hidup pada umumnya ... dan jawaban dari masalah itu yaitu "makan". "Makan" tidak lagi dapat dikata sebagai sebuah pemikiran filsafat semata, tetapi itu telah menjadi sebuah standar, bahkan terkait "makan" itu sendiri kemudian menjadi suatu faktor kategori, apakah sesosok "sesuatu" itu merupakan mahluk hidup atau bukan. Tetapi bila pemikiran kemudian berlanjut pada "apa yang dimakan", jangan dilupakan mengenai kondisi yang dimiliki oleh sosok itu sendiri ... berikut kondisi alam lingkungan yang ada disekitarnya.

 Contoh sederhana ..., mengapa kita kesulitan untuk mendapati sosok mahluk hidup kompleks ada di bulan ? :)

...

Perubahan ... terjadi dan karena sistim kompleks yang ada di alam lingkungan (baik itu alam manusia ataupun alam nature) ... itu akan mengakibatkan perubahan kondisi pula, yang "memancing" terjadinya keinginan untuk berubah lagi ... semata menyesuaikan diri terhadap kondisi yang baru itu.  Perubahan ini akan "kasat mata" hanya bagi mereka yang pernah mengalami "masa dulu" dan "masa sekarang". Dari penilaian yang ada terkait perubahan yang terjadi, maka dari situ akan timbul "kebijaksanaan"/"wisdom".  Masalah 'kebijaksanaan/wisdom" ini konotasinya adalah menekankan faktor kebaikan, dimana ... itu juga mendasarkan atas kebenaran ... tetapi condong pada kebenaran menurut waktu yang terdahulu ...  terkait kenyataan yang pernah dihadapi.  Lha wong kenyataannya terjadi begitu, apa mungkin kita mengatakan bahwa yang pernah terjadi itu tidak benar terjadi ? :) 

Kalau dulu ada yang pernah mengalami "penampakan" dimana orang sakit "berceceran" tak terurus di lorong-lorong rumah sakit, jaman sekarang sudah maju ... tidak sering lagi akan kita dapati hal itu. Tidak mungkin pasien berceceran di lorong-lorong rumah sakit. Karena mereka pada umumnya sudah mati di jalan ... karena kendaraan/ambulans yang membawanya macet di jalan seiring dengan kepadatan lalu lintas yang ada. Entah ... harus senyum, tertawa, atau 'gimana, menyangkut kasus seperti ini. Apakah kemajuan jaman akan dijadikan kambing hitam ? :) Tetapi dari kasus-kasus seperti itu, ada ... selarik pemikiran (tipis saja), bahwa alam lingkungan ... sepertinya ... punya cara tersendiri untuk menyetabilkan keadaannya. Namun ... berkaitan dengan penyetabilan keadaan itu, apa yang dihadapi dan dilakoni oleh manusia, nantinya belum tentu merupakan suatu hal yang ideal menurut ukuran/persepsi manusia.