Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Getaran dan Daun yang Berguguran

13 Oktober 2017   16:27 Diperbarui: 13 Oktober 2017   16:45 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ini semata bicara sedikit serba-serbi yang ada di sekitar kehidupan manusia. Apa yang ada di judul di atas, bukan merupakan kesatuan pemikiran mengenai apa yang akan diulas. Meski memang kalau daun akan berguguran juga kalau kena getaran. :) Jadi, ada dua. Terkait "getaran" dan "daun yang berguguran".

Mengenai getaran ...

Dari beberapa peristiwa yang telah terjadi pada beberapa gempa bumi pada level tinggi, dapat kita temui (apalagi pada lingkup perkotaan) bahwa bangunan-bangunan yang menjulang itu kemudian menjadi "rata dengan tanah". Terkait fenomena ini, kita dapat bereksperimen menggunakan sebuah ember/timba yang kemudian kita isi dengan pasir (entah itu kering atau basah). Pada lapisan teratas, kemudian kita "acak-acak", hingga permukaan bagian atas dari pasir dalam timba itu menjadi  "tak beraturan".

Dalam keadaan seperti itu, kemudian bagian pinggir/luar, tengah dari timba itu kita ketuk perlahan secara berulang-ulang. Kekuatan yang disalurkan pada saat kita mengetuk diupayakan mengimbangi keadaan dari pasir yang ada. Kalau kering, tidak perlu terlampau kuat 'mukulnya; sebaliknya kalau basah, 'mukulnya harus kuat. Setelah selang beberapa saat, kita akan mendapati, permukaan yang semula "tidak karuan" itu akan menjadi relatif rata. 

Hal yang sama sebetulnya juga bisa terjadi pada unsur/material jenis lainnya. Termasuk unsur/material yang ada dalam tubuh manusia. Bahkan dalam posisi gempa yang cukup kuat, dimana kita sama sekali tidak memperkirakan hal itu akan terjadi, bisa saja kita kemudian tiba-tiba merasa seperti "limbung", ingin jatuh sedangkan beberapa orang mungkin mengalami pusing. Hal serupa juga terjadi pada beberapa orang yang naik kendaran, entah itu bus atau kereta dimana kemudian merasa mual, pusing, meski kendaraan yang dimaksud sudah diupayakan jendelanya dalam keadaan terbuka (sehingga aliran udara lancar dan tidak panas).

Perbedaan dari pasir yang digunakan dalam eksperimen itu dengan unsur/material yang ada di dalam tubuh manusia tentunya berkaitan dengan ikatan molekul yang terjadi diantara "keping/butir" satu sama lainnya. Mengenai ini bisa dicoba juga bereksperimen, pasir itu kemudian kita campur semen dan air secara merata dan kemudian dibiarkan kering. Tidak lupa lapisan atasnya kita bentuk juga sedemiian rupa sehingga dalam kondisi tidak beraturan. Setelah kering merata, kemudian kita coba lagi mengetuknya secara berulang-ulang seperti percobaan yang terdahulu. Dimana tentunya kita dapati bahwa ketukan dengan level kekuatan seperti sebelumnya tidak menghasilkan efek yang serupa. Tetapi hal serupa tentunya tidak berlaku pada unsur/material yang membentuk tubuh manusia. Disebabkan bagian-bagian padat hanya mengada pada bagian tubuh tertentu (tulang misalnya), sedangkan bagian tubuh lain tidaklah demikian.  

Bicara mengenai getaran, kita tidak sekedar bicara mengenai getaran yang timbul akibat faktor dari luar (seperti gempa, kendaraan, atau alat pijit itu :)). Patutlah juga kita mengetahui bahwa efek getaran itu juga timbul saat kita bersuara. Getaran yang ditimbulkan oleh kehendak kita sendiri itu, juga mempunyai "daya penggerak" yang dapat menyebabkan beberapa jenis molekul-molekul dalam tubuh kita untuk "bergerak meratakan diri". Penganut ageman tertentu, kiranya telah mengerti akan hal ini. Begitu pula mereka yang benar-benar serius menekuni bidang tarik suara. Dimana beberapa mungkin telah merasakan, bahwa setelah melakukannya ... efek yang mereka rasakan adalah "ketenangan". Disini kita juga jangan melupakan bagaimana kemampuan atom/molekul itu untuk saling mengikatkan dirinya pada atom/molekul lain  untuk bisa mendapatkan keadaan "ideal".

Namun ... Satu hal yang jangan sampai dilupakan, adalah ... kalau kita bicara mengenai ikatan atom/molekul ... adalah "atom/molekul apakah yang sedang melakukan proses ikatan itu". Disini kita tidak boleh melupakan keanekaragaman kondisi yang ada dalam tiap manusia, apa-apa yang dilakukannya saat beraktivitas di kesehariannya, dan apa-apa saja yang diasupnya. Terkait yang diasup, kita juga tidak boleh melupakan faktor alam lingkungan dimana seseorang itu hidup*. 

*Semisal buah mangga dan nenas, tidak ditemui di Inggris. Kita bicara panjang lebar kepada orang disana ... mengenai guna dari buah-buahan itu sampai mulut berbusa pun, tidak bakal 'ngefek. :) Kecuali ... kalau ada yang mendatangkan/mengirim buah-buahan itu kesana. Sedangkan apa yang biasa diasup oleh orang sana, tentunya jenis-jenis bahan pangan yang ada di daerah sana. Dimana itu tentunya punya kategori/klasifikasi yang mungkin berbeda dibandingkan dengan jenis-jenis bahan pangan pada kawasan lainnya.

Terkait akan ikatan antar atom/molekul itu yang disebabkan karena getaran, kiranya juga tidak di-gebyah uyah atau disepelekan, itu bila dibawa dalam masalah kesehatan/kondisi fit yang ada pada diri tiap manusia. 

Itu terkait getaran ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun