Mohon tunggu...
Ananda Bima
Ananda Bima Mohon Tunggu... Jurnalis - Just a regular Indonesian Citizen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Panjang Umur Perjuangan Mahasiswa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Priok, Kota Kriminal?

21 Februari 2020   15:45 Diperbarui: 21 Februari 2020   17:51 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

JAKARTA - Manis, pahit, hingga kerasnya kehidupan Priok tergambar dalam video "Asumsi Distrik: Senggol Bacok di Priok". Melalui video tersebut, sedikit banyak masyarakat jadi mengetahui gambaran Priok, baik dari sisi lingkungan maupun orangnya. Pangeran Siahaan bersama Asumsi ingin menyebarkan edukasi informatif kepada orang banyak agar mengenal Priok lebih seksama melalui video yang dipublikasikan pada Kamis, (20/2).

Pada kontestasi politik lalu, pernah ada calon, saat ini anggota dewan, berasal dari Tanjung Priok. Saat itu, Beliau menggambarkan betapa sedihnya kehidupan masyarakat di sana. Masyarakat yang hidup di area pelabuhan teramai di Jakarta, salah satu sumber devisa negara, namun tetap merasakan pahitnya kehidupan. Apa yang salah dari kebijakan negara ini?

"Sebenernya, Priok ini makmur. Nggak miskin, lho." kata Iwan saat sedang diwawancari Asumsi. Menurutnya, Priok merupakan wilayah yang kaya terlepas dari kondisi visualnya. Iwan percaya kalau tidak makmur, kenapa orang berlomba-lomba menguasai Priok.

Yang membuat kagum adalah, terlepas dari kesulitan ekonomi yang menimpa, identitas Priok, ya, tetap Priok. Nama "Priok" saat ini sudah bukan dianggap sebagai nama lokasi lagi, tapi nama sebuah kelompok atau nama sebuah satuan keluarga yang selalu siap melindungi satu sama lain. Anak Priok, masyarakat yang tinggal di Priok, tidak melulu butuh bantuan uang. Mereka juga perlu diapresiasi, bahkan disambut dalam golongan kelompok berpengaruh di Jakarta seperti halnya anak Menteng. Seperti yang disebutkan tadi, Anak Priok tidak melulu orientasinya uang.

"Gue bisa keluar dari Priok, tapi Priok nggak bisa keluar dari gue." kata Doms Dee, rapper asli Priok. Kalimat itu mungkin terdengar clich, namun bermakna. Ya, mungkin tidak terlalu bermakna apabila didengar oleh orang yang tidak mengenal Priok. Namun, kalimat itu bermakna bagi orang asli Priok atau orang yang sudah mengenal Priok dengan baik.

Dari sudut pandang yang berbeda, video ini menceritakan Priok dari sudut narasumber yang berbeda agar mendapatkan benang merah Priok. Pada akhirnya tetap sama, anak Priok tidak melulu kriminal, anak Priok tidak melulu jadi preman. Anak Priok hanyalah masyarakat yang sama seperti kita semua, hanya lingkungan sekitarnya saja yang berbeda. 

Anak Priok juga manusia. Jangan usik Anak Priok kalau tidak mau merasakan hal yang sama, bahkan lebih parah. Jangan pernah percaya stigma, tanpa punya fakta. Good job, Asumsi. Kalian bisa membuat Priok menjadi "Priok".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun