Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inovasi Pembelajaran Bukan Pilihan tapi Keharusan

27 November 2020   20:38 Diperbarui: 27 November 2020   20:46 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Dr. Meyliana S.Kom, M.M

"Semua guru mempunyai kendala (kesulitan) menyuruh siswa membuka kamera pada saat dilakukan teleconference." Ini kesimpulan yang saya tarik dari survei yang saya lakukan menjelang pelaksanaan evaluasi rutin BDR (Belajar Dari Rumah)

Bagaimana dari pihak siswa? Siswa juga mempunyai kesulitan memahami penjelasan guru kalau guru mengajarnya monoton. Perasaan bosan membuat siswa mulai mencobai guru dengan cara mematikan kamera. "Jika guru tidak memanggil namanya, alamat kamera akan dimatikan sepanjang pelajaran dan siswa lain akan mengikuti", pengakuan salah seorang siswa saya. Selalu ada hukum aksi dan reaksi. Siswa mematikan kamera sebagai reaksi dari sebuah aksi "penjelasan monoton".

Inovasi Pembelajaran

Satu jawaban ampuh untuk mengatasi pengajaran monoton, yaitu inovasi pembelajaran. Guru harus mengubah cara mengajar. Tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan professional yang hebat. Penguasaan materi yang ampuh tidaklah cukup membuat pembelajaran menarik. Guru membutuhkan keterampilan pedagogi yang sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan belajar.

Siswa kita saat ini adalah geneasi Z. Generai yang lahir kisaran tahun 1995-2010. Mereka juga sering disebut IGeneration, Next Generation atau juga Internet Generation. Tapi masih banyak orang yang berpikir, barangkali juga guru, bahwa generasi yang kita layani ini adalah generasi milenial. Ini keliru banget. Generasi milenial sudah masuk di dunia kerja.

Siswa kita ini generasi Z yang mempunyai karakteristik mencolok antara lain: generasi yang sangat akrab dengan teknologi (Technology savvy, web savvy, app savvy), karena itu sangat social media banget. Mereka lebih suka mengetik di hp daripada bicara melalui telpon, mata mereka bisa memandang kita tetapi jempol mereka menulis di layar hp; mereka multitasking, dan sangat toleran dengan perbedaan. Guru harus mengerti karakteristik mereka agar bisa melakukan pengajaran yang cocok dengan dunia yang mereka akrabi.

Selain itu, lingkungan belajar mereka saat ini sudah didominasi teknologi komunikasi yang sangat canggih. Teknologi tidak lagi terpisah dengan kehidupan generasi Z. Saya bisa menyebutkan sebuah contoh. Ketika saya ajak anak saya jalan, anak saya sedang dipantau perjalanannya oleh temannya dengan sebuah aplikasi. Secara fisik anak saya dekat dengan kami dalam satu kendaraan tetapi secara emosi sedang dekat dengan temannya.

Anda bisa bayangkan ketika guru mengajar dengan pendekatan lama, yaitu ceramah-walau menggunakan media zoom atau G-meet, tetap saja hal itu membuat siswa boring. Guru butuh sebuah inovasi dalam pengajaran, yaitu melibatkan siswa masuk dalam proses pembelajaran tersebut. Nah, untuk melibatkan siswa, guru harus mempunyai keterampilan menggunakan berbagai perangkat teknologi dan aplikasi pembelajaran modern. Misalnya YouTube, IG, Gamification dan sebagainya. Untuk itu kita bisa mengkolaborasikan pembelajaran dengan aplikasi yang ada seperti padlet, Mentimeter, Jamboard, Wooclap dan sebagainya. Semua itu untuk satu hal, siswa makin terlibat dalam pembelajaran. Dengan makin terlibat mereka akan memiliki pengalaman belajar. Pengalaman belajar ini sangat penting untuk generasi Z karena efektivitas pembelajaran terjadi karena faktor ini (pengalaman belajar)

Inovasi pengajaran dapat juga dilakukan melalui pengajaran yang sinkronus dan asinkronus. Pengajaran sinkronus adalah pengajaran yang terjadi pada saat/waktu yang bersamaan karena pertemuan guru dan siswa secara real time seperti teleconference. Tapi itu tidak cukup, perlu pengajaran asinkronus yaitu pengajaran disampaikan melalui media social seperti YouTube atau podcast atau media lain sehingga siswa bisa membuka kembali ketika siswa butuh penjelasan ulang. Contoh materi yang saya  rekam agar siswa bisa mempelajari kembali adalah contoh asinkronus. Inilah yang disebut blended learning. Sebuah model yang telah lama dikembangkan oleh berbagai universitas di luar negeri.

Pentingnya Keterlibatan Orangtua

Warga sekolah yang saat ini mendesak untuk dilibatkan semakin besar adalah orang tua, bukan hanya peserta didik. Suatu hari ada sekolah yang minta saya memberi parenting menggunakan media zoom dengan topik "Tips bagi orang tua mendampingi anak belajar dari rumah" Persoalannya banyak orang tua siswa dari sekolah tersebut tidak tahu cara menggunakan zoom. Maka saya membuat tutorial cara install zoom. Ini sekadar contoh bahwa orang tua juga harus diedukasi dan dikembangkan keterampilannya agar makin dapat terlibat secara optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun