"Apakah Anda Bangga Menjadi Guru?" Pertanyaan ini untuk pertama kalinya mengalami tranformasi jawaban pada tahun ini. Hampir setiap tahun saya merefleksikan pertanyaan itu. Tujuannya tidak lain untuk memantapkan kualitas pelayanan saya sebagai guru. Tapi memang tidak mudah merasa bangga menjadi guru. Bagi saya pertanyaan itu adalah proses menjadi manusia yang semakin berguna bagi kehidupan ini.
Tahun ini terasa sangat berbeda. Ketika kami tidak bisa merayakan Hari Guru Nasional dengan seremonial secara bersama-sama. Ucapan selamat hari guru dari para siswa dan orang tua siswa terasa sangat menyentuh. Salah satu yang menyentuh adalah ucapan orang tua yang disertai foto bersama anaknya dan seluruh anggota keluarganya.
"Selamat hari guru Bapak. Terima kasih Bapak sudah mendampingi anak saya. Sekarang anak saya diterima di univertas negeri. Semoga Bapak dan para guru selalu sehat."
Membaca tulisan dan memandang foto itu saya teringat ketika anak itu berjuang menyelesaikan segala tugasnya. Saya teringat ketika orang tuanya datang menceritkan kesulitan ekonomi hingga tidak mampu menyelesaikan keuangan.Â
Semua gambaran kejadian itu hadir kembali dalam benak saya. Saya menarik nafas panjang, sambil berucap, "Sykur kepada Tuhan kami bisa bersikap bijak membantu mereka pada saat itu."Â
Hati saya terasa dialiri air yang segar membuat hati saya terasa nyaman. Â Segera saya balas ucapan selamat itu dengan Gan En. (Unkapan terima kasih dan syukur yang menjadi bahasa di sekolah kami)
Ya, saya bangga menjadi guru karena saya merasakan hidup saya semakin berguna bagi banyak orang. Saya bangga menjadi guru karena saya bisa membantu anak-anak muda meraih cita-citanya.Â
Saya bangga menjadi guru karena bisa meneguhkan orang tua ketika mereka mengalami kesusahan dan derita. Saya bangga menjadi guru karena hidup saya menjadi lebih bermakna. Saya bangga menjadi guru karena saya bisa belajar banyak hal kehidupan dari para siswa saya dan orang tua siswa.Â
Mungkin mereka bepikir sedang minta tolong ketika datang kepada saya; tetapi sebenarnya mereka sedang menjadi guru, dan mengajari saya bagaimana menjadi orang yang bijak dan rendah hati; mengajari saya bagiamana menjadi orang yang berguna bagi orang lain.Â
Karena itu, sesungguhnya bukan mereka yang berterima ksaih kepada saya, tetapi saya lah yang berterima kasih kepada mereka.
Terima kasih kepada para siswa dan orang tua siswa yang telah menjadi guru bagi saya. Guru yang mengajari bagaimana hidup yang bermakna bagi orang lain. Karena itulah saya bangga menjadi guru.Â