Mohon tunggu...
Bily_020
Bily_020 Mohon Tunggu... -

Keep In Mind

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Identitas Ganda Pemain Game Online Dota

19 September 2015   17:46 Diperbarui: 19 September 2015   18:03 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

http://i.ytimg.com/vi/X7QwFtARr1M/maxresdefault.jpg

Bermain game memang mengasyikan, apalagi jika bermain game bersama-sama dengan teman. Tidak hanya dapat bermain kita dapat bertukar informasi dengan orang – orang yang kita temui. Game juga secara tak langsung memicu semangat kompetitif seseorang sehingga mereka dapat saling menguji kreatifitas mereka dalam mengalahkan musuh mereka masing-masing. Tapi secara tak sengaja game dapat menciptakan sebuah Identitas baru bagi si pemain game.

DOTA (Defense Of The Ancient) merupakan sebuah game online yang merupakan permainan yang telah diakui didunia oleh dunia sebagai E-Sport. Game DOTA memang mendunia dan hampir di negara-negara besar, turnamen DOTA internasional selalu diadakan pertahunnya dan memiliki hadiah yang terkesan cukup tinggi yakni mencapai $18,000,000,00.

Dalam Game DOTA terdapat berbagai karakter dan didalam DOTA sendiri disebut Hero. Masing-masing hero memiliki keunikan masing-masing, mulai dari daya tahan yang kuat terhadap serangan fisik, memiliki kemampuan untuk menghilang, mampu mengalahkan musuh dengan cepat dengan menggunakan sihir, dll. Tidak hanya keunikan saja melainkan bentuk dan wajah hero bermacam-macam, ada yang seperti manusia kerdil, tukang jagal, dewa petir, hingga alien. Lantas Mengapa sebuah Game dapat menciptakan sebuah identitas baru bagi seorang pemain DOTA?

Mari kita lihat dalam kacamata Semiotika C.S Peirce. Peirce memiliki tiga elemen dalam model semiotik miliknya, yaitu Interpretant, Tanda, Objek. Ketika Bermain Dota, kecenderungan untuk membuat sebuah party* memang cukup besar, dikarenakan mereka memilih pemain yang telah menguasai hero-hero tertentu dan diakui oleh rekan party-nya dapat memperoleh kemenangan. Ketika hendak akan memilih hero yang akan dipakai dalam pertandingan, secara tidak sadar anggota didalam party telah memiliki interpretant. Interpretant tersebut berupa rekan party mereka dan hero andalan mereka. Mengapa bisa demikian? Jika sebuah Tim ingin menang, mereka harus menguasai hero yang mereka pilih, tujuan nya untuk dapat memperoleh jalan kemenangan yang pasti dengan kesalahan minimal.

Ketika didalam match ada sebuah Party yang menang, maka sebuah tanda akan muncul dari masing pemain didalam party tersebut. Tanda yang dimaksud ada 2 yaitu: Pemain yang berhasil melakukan suatu perbuatan yang tak lazim dengan menggunakan hero andalannya (ex: ketika dia berhasil selamat dari kepungan 5 orang musuh ) dan pemain yang memiliki gaya bermain yang unik (ex: dapat memainkan hero dengan cara yang khas miliknya). Tanda tersebut kemudian berubah menjadi sebuah identitas. Sebagai contoh: seorang pemain Dota profesional dan pernah menjuarai turnamen internasional Dota pada tahun 2013 yaitu Danil ‘Dendi’ Ishutin yang berasal dari tim NaVi (Natus Vincere) Ukraina dan hanya seorang anak yang telah menyelesaikan kehidupan perkuliahannya. ’Dendi’ memiliki gaya bermain hero pudge yang unik, dan hal itu diakui oleh pemain profesional lainnya bahwa pudge sendiri memiliki watak ganas dan karakteristik tersebut cocok dengan gaya permainan ‘Dendi’.

Dota, memang sebuah permainan yang memunculkan berbagai macam identitas bagi si pemain, dan hal itu merupakan sebuah stimulan bagi pemain bahwa dia memperoleh pengakuan baik dari rekan setim-nya, maupun pemain lainya.

Sumber Pustaka: Fiske, John.2012.Pengantar Ilmu Komunikasi.edisi ketiga.diterjemahkan oleh Hapsari Dwiningtyas.Jakarta:Kharisma Putra Utama Offset

*Party= sebutan untuk tim yang didalam dota tetapi tidak resmi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun