Mohon tunggu...
Billy Jonathan
Billy Jonathan Mohon Tunggu... Guru - Hallo

“A little Consideration, a little Thought for Others, makes all the difference.”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PJJ dan Perkembangan Kognitif Jean Piaget

24 September 2021   20:32 Diperbarui: 24 September 2021   20:38 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada pertemuan minggu ke-4 mata Kuliah Teori Belajar. Kami mendengarkan presentasi kelompok mengenai teori Kognitif dari tokoh Jean Piaget. Jean Piaget adalah salah satu tokoh yang meneliti tentang perkembangan kognitif dan mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan koginitif. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari tahapan sensorik motorik (0–2 tahun), tahapan pra-operasional (2–7 tahun), tahapan operasional konkret (7–11 tahun) dan tahapan operasional formal (>12 tahun). Pengetahuan anak terbentuk secara bertahap sejalan dengan pengalaman tentang informasi-informasi yang ditemui.

Faktor-Faktor Penentu Perkembangan Kognitif

Pertama, Kematangan Biologis adalah salah satu faktor yang terpenting dalam perkembangan kognitif. Kematangan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang memahami dunia di sekitarnya. Hal yang dapat dilakukan untuk membantu proses pematangan biologis adalah dengan memberikan nutrisi yang cukup, sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan sehat dan selanjutnya perkembangan kognitif dari faktor pematangan biologis ini juga akan berlangsung dengan normal.

Kedua, Aktivitas fisik/pengalaman aktif berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak-anak. Ketika anak-anak melakukan beragam gerakan fisik dan beraktivitas secara bervariasi, secara tidak langsung mereka akan meningkatkan koordinasi tubuhnya. Ketika anak-anak melakukan aktivitas fisik dan sekaligus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, mereka akan bereksplorasi, mereka akan mengujicoba, mereka akan mengamati, dan selanjutnya akan mengorganisasikan informasi yang mereka peroleh itu. Hal-hal tersebut akan membuat proses-proses berpikir mereka berjalan.

Ketiga, ekuilibrasi (penyeimbangan) terjadi ketika seseorang secara terus-menerus harus memproses informasi baru yang didapatnya lalu mengeceknya dengan informasi atau pengetahuan yang telah dimilikinya sebelumnya. Ketika suatu informasi baru berbeda dengan informasi lama, maka orang tersebut harus menyeimbangkannya untuk menentukan manakah informasi yang tepat Dengan demikian struktur pengetahuan (kognitif) seseorang terus-menerus dapat diubah dan disesuaikan dengan informasi baru yang diperolehnya.

Keempat, Interaksi Sosial pengetahuan itu datang dari orang lain, seperti pengaruh bahasa, instruksi formal dan membaca, begitu pula interaksi dengan teman-teman dan orang-orang dewasa termasuk faktor transmisi sosial dan memegang peranan dalam perkembangan kognitif.

Berdasarkan faktor-faktor penentu perkembangan kognitif tersebut, bagaimana dampak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terhadap perkembangan kognitif peserta didik?

  • Menurut survey Situasi Anak di Indonesia yang di adakan oleh UNICEF (2020) Kekurangan gizi pada anak adalah masalah signifikan di Indonesia; kondisi stunting, berat badan rendah, dan anak sangat kurus (wasting) terus memengaruhi anak usia balita. Stunting mencerminkan kekurangan gizi kronis dan dapat menimbulkan dampak jangka panjang, antara lain hambatan pertumbuhan, penurunan kemampuan kognitif dan mental, kerentanan terhadap penyakit, produktivitas ekonomi rendah, dan kualitas hasil reproduksi rendah.(Sumber: Situasi Anak di Indonesia.pdf (unicef.org))

  • Menurut survey Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Sistem Penilaian Jarak Jauh Berbasis Pengaduan KPAI (2020) dari 1700 repsonden Hanya 20,1% responden yang menyatakan ada interaksi, namun sebanyak 79,9% responden menyatakan tidak ada interaksi sama sekali kecuali memberikan tugas dan menagih tugas saja, tanpa ada interaksi belajar seperti tanya jawab langsung atau aktivitas guru menjelaskan materi.(Sumber: PowerPoint Presentation (kpai.go.id))

  • Menurut Mendikbud Ristek Nadiem Makarim (2020) mengatakan, ada tiga dampak negatif yang bisa terjadi pada anak jika terlalu lama di rumah dan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pertama Ancaman putus sekolah. Kedua, Kendala tumbuh kembang. Ketiga Tekanan psikososial dan kekerasan dalam rumah tangga.
    (Nadiem Beberkan Dampak Negatif Anak Kelamaan di Rumah dan PJJ (cnbcindonesia.com))

    Jadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang berlangsung terlalu lama ternyata dapat berdampak negatif terhadap perkembangan kognitif peserta didik yang berdasarkan Faktor-Faktor Penentu Perkembangan Kognitif  Jean Piaget. Hal ini dilihat dari tingginya Kekurangan gizi pada anak, dan kurangnya interaksi dalam pembelajaran sehingga menimbulkan “learning loss”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun