Mohon tunggu...
Biji Sesawi
Biji Sesawi Mohon Tunggu... Penulis

Berbagi Renungan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keadilan Ala Tuhan

28 September 2025   17:17 Diperbarui: 18 Agustus 2025   10:53 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keadilan Ala Tuhan, sumber @bijisesawi_id

Pernah nggak, lihat orang yang kelihatannya "lurus-lurus" aja malah terus kena masalah, sementara yang suka akal-akalan malah hidupnya tampak mulus? Rasanya nggak adil, ya. Tapi ternyata, Tuhan punya cara kerja yang jauh lebih dalam daripada yang kelihatan di mata kita.

Secara sederhana, kita biasanya ngerti "adil" itu: yang baik dapat hasil baik, yang jahat dapat balasan yang setimpal. Itu penting banget, supaya hidup nggak semrawut dan setiap orang merasa aman.
Masalahnya, realita hidup seringkali "terasa" nggak adil. Ada orang yang lahir di keluarga nyaman, ada yang justru dari awal udah berat langkahnya. Belum lagi hukum di dunia---kadang lebih berpihak pada yang punya kuasa, bukan yang benar.

Daud sendiri paham betul soal ini. Dalam Mazmur 7, dia bilang, "Orang yang membuat lubang, akhirnya jatuh sendiri ke lubang itu." (Mazmur 7:15-16). Intinya? Daud percaya Tuhan nggak pernah salah menilai---yang kita tabur, itu juga yang kita tuai.

Menariknya, Daud nggak cuma bilang begitu. Dia juga berani "cek ulang" hidupnya sendiri. Daud bilang, "Tuhan, lihat dan nilai sendiri---kalau aku salah, beri aku ganjarannya." (Mazmur 7:4-6).

Dia sadar: keadilan Tuhan itu berjalan terus, tapi kadang nggak selalu kelihatan langsung. Ada yang percaya balasannya nanti di akhirat. Ada yang yakin, bahkan di dunia ini, keadilan Tuhan sebenarnya sudah bekerja, cuma kita yang nggak bisa lihat sepenuhnya cerita hidup seseorang.

Misalnya, ada orang yang kelihatan kaya raya, tapi ternyata hatinya kosong. Atau sebaliknya, orang yang hidupnya sederhana, tapi damai dan bahagia. Seperti kisah Robin Williams---komedian yang selalu terlihat ceria, padahal hatinya sendiri berjuang keras.

Kuncinya di sini: apa yang kita lihat nggak pernah utuh. Baik tentang hidup orang lain, maupun hidup kita sendiri. Karena itu, yang bisa kita lakukan hanyalah terus "cek ulang"---memastikan motivasi kita tetap bersih dan perbuatan kita benar. Daud sendiri melakukannya sebagai kebiasaan, bukan cuma sekali-sekali.

Bagi Tuhan, yang tahu segalanya sampai detilnya, semua itu bukan ketidakadilan. Tapi keseimbangan yang sempurna---meski dari kacamata kita, belum terlihat sepenuhnya.

Jadi, kalau lagi ngerasa hidup ini "nggak adil," ingat prinsip tabur tuai. Nggak ada ceritanya tanam apel malah tumbuh pisang, kan?

Kata Kunci
Terus tabur kebaikan setiap hari---karena itulah yang menentukan panen hidup kita nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun