Mohon tunggu...
Big Forever
Big Forever Mohon Tunggu... -

Bekerja di industri jasa keuangan, hobi membaca buku otobiografi orang sukses dan terkenal serta mengamati perkembangan ilmu manajemen. Hidup mengalir seperti air.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Taat Kepada Tokoh, Taat Kepada Kode Etik, dan Taat Kepada Hati Nurani

25 Maret 2017   08:58 Diperbarui: 25 Maret 2017   17:00 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengamati perilaku mahluk ciptaan ALLAH SWT dimuka bumi ini sungguh sangat mengasyikkan sehingga tidak heran telah berkembang berbagai ilmu pengetahuan yang secara khusus membahas bagaimana ilmu itu menjelaskan mengapa seseorang dapat berperilaku yang kadang kala dianggap aneh oleh sekitarnya. Apalagi menjelang Pilkada ada Pemilu yang merupakan salah satu dari peran serta ilmu politik dalam berkehidupan bermasyarakat. Khususnya untuk Pilkada DKI Jakarta ini banyak hal-hal baru dan kejutan yang kadangkala tidak bisa diperkirakan sebelumnya yang akhirnya dapat menguak kotak pandora yang selama ini tertutup rapat akhirnya masyarakat luas tahu semua.

Tokoh dalam judul diatas bisa merujuk kepada tokoh politik, tokoh akidah, tokoh masyarakat, tokoh keluarga dan lain sebagainya. Begitu pula dengan kode etik itu bisa merujuk kepada kode etik yang mengatur anggotanya baik itu organisasi bisnis, akidah, sosial, profesi, dan lain sebagainya maupun kode etik yang berasal dari akidah yang dianutnya yang tentunya dalam setiap akidah itu terdapat nila-nilai, norma-norma dan tata cara yang diharapkan untuk dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangkan hari nurani adalah yang melekat pada diri masing-masing manusia yang tentunya masing-masing manusia mungkin berbeda karena latar belakang pendidikannya, latar belakang keluarganya maupun latar belakang pergaulannya. Karena itu maka tiga faktor itu dapat menentukan seseorang itu berperilaku.

Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara maka menarik setiap warga negara untuk datang ke Jakarta apalagi konon hampir 80% kegiatan perekonomian Indonesia itu berada di Ibukota Jakarta ini sehingga segala suku bangsa bisa ditemukan di Jakarta ini apakah itu suku bangsa Indonesia asli (siapa ya ?) atau warga Indonesia keturunan sebagai akibat dari pergaulan dan perdagangan dunia yang tidak mengenal batas. Jadi tidak heran kalau ada judul lagu yang dipopulerkan Grup musik terkenal yang berjudul "kembali ke Jakarta". Jakarta bisa merubah seseorang dari bukan siapa-siapa menjadi "orang", merubah "orang"  menjadi bukan siapa-siapa lagi atau bahkan menjadi penghuni hotel prodeo.

Semua gara-gara AHOK yang ikut sebagai Paslon DKI-1 Jakarta yang membangunkan setiap warga negara Indonesia untuk kembali bertanya siapakah warga negara Indonesia yang tinggal di NKRI dan berazazkan Pancasila ? Apakah penyakit hati telah merasuk kepada setiap insan manusia Indonesia yang konon ceriteranya Indonesia itu diciptakan oleh ALLAH SWT. itu kaya raya baik itu kekayaan alamnya, kekayaan budayanya maupun kekayaan keberagamannya. Karena politik yang bertujuan untuk berkuasa itu menimbulkan syahwat politik yang tidak terkendali sehingga menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan poltik itu sehingga lupa kalau kita itu hidup bersosial dan bermasyarakat.

Ada seorang banker yang seharusnya berperilaku sebagai seorang banker yang telah diatur dalam kode etik banker dan bergerak dalam koridor ketentuan dan peraturan yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan namun karena ikut dalam organisasi tertentu 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun