Duka bagi petani karet saat ini harga per kilo gramnya hanya dihargai 2.500 rupiah sd 4.000 rupiah (tergantung kualitas karet).
Artinya, rata-rata pendapatan orangtua siswa sebagai petani karet kini per bulannya diperkirakan hanya 750.000 sd 1.500.000 rupiah.
Selain menjadi petani karet, para orangtua siswa juga ada yang berkebun lada atau sahang.
Tetapi, sama halnya dengan harga karet, harga lada pun masih murah dan tidak sebanding dengan biaya operasional memeliharanya.Â
Di luar menjadi petani, ada juga yang bekerja serabutan, tetapi pendapatan yang diperoleh tidak banyak untuk dibawa pulang kerumah. Biasanya pendapatan yang diperoleh hanya cukup untuk makan sehari-hari keluarga saja.
Derita Sekolah Swasta Imbas Dari Himpitan Ekonomi Keluarga;
# Para Siswa Banyak Menunggak Uang SPP
Akibat dari minimnya pendapatan masyarakat desa berdampak juga pada iuran pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu juga halnya para orangtua siswa yang mayoritas bekerja sebagai petani, belum bisa melunasi uang SPP anaknya.
Berdasarkan laporan dari pihak sekolah, banyak siswa yang menunggak uang SPP hingga 4 bulan. Jadi, selama masa pandemi covid-19, banyak siswa belum membayar SPP.
# Pihak Sekolah Menunda Pembayaran Gaji Bulanan Para Guru
Akibat dari menunggaknya para siswa dalam membayar SPP, mengakibatkan tertundanya pembayaran gaji para guru hingga beberapa bulan. Informasi yang didapat juga dari pihak sekolah, gaji bulanan para guru harus tertunda juga hingga 4 bulan.