Bisnis tanah kavling saat ini tidak hanya di perkotaan saja, tetapi sudah merambah ke pedesaan. Benarkah? Iya benar. Kebetulan tempat kerja saya ada di salah satu Desa di Kabupaten Bangka. Saya sering mendapat tawaran untuk membeli tanah kavling di Desa tersebut.Â
Biasanya, bisnis tanah kavling paling banyak dijumpai di daerah pinggiran perkotaan, paling tidak akses menuju pusat kota tidak terlalu jauh. Tapi sekarang, bisnis tanah kavling sudah mulai ramai di daerah pedesaan. Mengapa bisnis ini sudah merambah ke desa-desa? Inilah yang akan kita ulas.
Mengapa Berbisnis Tanah Kavling?
# Mudah Mendatangkan Profit
Memang, salah satu sumber penghasilan yang potensinya besar, cepat menghasilkan pundi-pundi uang atau profit adalah melalui bisnis tanah kavling. Mengapa demikian?Â
Baru-baru ini saya mendengar langsung dari pebisnis tanah kavling tentang estimasi keuntungan yang didapat saat bisnis tanah kavling. Modal beli tanah pinggir jalan utama di daerah pedesaan untuk 2 ha (hektar) senilai 300 juta rupiah. Setelah dibuat tanah kavlingan dengan ukuran 180 M2 (meter persegi), setelah dipotong jalan dan operasional lainnya, maka bisa menghasilkan tanah kavling kurang lebih sebanyak 80 kavlingan. Jika harga per tanah kavling senilai 12 juta rupiah, maka harga keseluruhan senilai 960 juta rupiah.Â
Keuntungan yang didapat adalah 960 juta - 300 juta = 660Â juta rupiah. Nah, inilah yang menggoda pemodal ingin berbisnis tanah kavling, cepat mendapatkan keuntungan.
# Harga Tanah di Pedesaan Relatif Lebih Murah
Harga tanah di pedesaan bila dibandingkan dengan harga tanah di perkotaan jelas lebih relatif murah. Inilah satu alasan, investor atau pebisnis tanah berbisnis tanah kavling di pedesaan.
Modal yang dikeluarkan relatif lebih murah. Perbandingan harga antara tanah di desa dengan di kota, harga tanah di desa bisa lebih murah berkali lipat dari tanah di kota. Harga per meter persegi di desa rata-rata hanya 10.000 sd 50.000 rupiah (tergantung lokasi tanah), kalau di kota harga tanah per meter perseginya sudah di atas 50.000 rupiah.