Mohon tunggu...
Gina Nelwan
Gina Nelwan Mohon Tunggu... Bankir - Banker/AnimalsLover/ContentCreator

Blog : https://www.ginanelwan.com Instagram : @ginanelwan Twitter : @ginanelwan atau @ginabicara

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Saya Memilih Jokowi Karena...

16 April 2019   19:35 Diperbarui: 16 April 2019   19:47 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by Agus Suparto

Halo Pak Jokowi, saya berharap tulisan saya ini bisa bapak baca atau ada yang menyampaikannya. Saya tidak pernah menulis seberani ini, yang ditujukan untuk seorang Presiden.

Besok rakyat akan memilih, memilih Presiden. Memilih berarti menentukan 1 pilihan, bukan dua, karena itu sebuah pilihan. Sama seperti saya lebih menyukai warna putih dibanding warna biru. Besok saya pilih Bapak,, besok saya coblos Joko Widodo.

Saya memilih Jokowi karena..

Hanya bapak yang membuat perasaan saya campur aduk, aneh rasanya pak. Bapak dihina dan dihujat, kok saya sensi dan saya sangat sedih ya. Kadang keterlaluan banget orang-orang itu, di saat saya membaca dan melihat gambar dan memes editan yang beredar, fitnah dan cacian sampai menyangkut keluarga bapak, hati saya seolah hancur. 

Ga lebay pak, namanya juga perempuan memiliki perasaan yang lebih peka dibanding menjadi seorang laki-laki. Mungkin perasaan yang saya alami, sama dengan apa yang dirasa orang lain. Kalau bisa menebak, apakah ini yang dinamakan mencintai seorang Presiden? Saya ga tahu, yang saya tahu adalah berjuang agar bapak bisa melanjutkan pemerintahan di lima tahun lagi, 2019-2024.

Kalau melihat tampang, tentunya bapak kalah dengan sang mantan jenderal. Mengenai suara, bapak juga kalah dengan ketegasan dan teriakan sang jenderal. Tapi kok saya memilih bapak terus ya? Padahal saya sudah punya suami (mencoba melucu). Kalau bisa menebak perasaan saya sendiri, apakah ini yang dinamakan membanggakan seorang Presiden? Saya ga tahu, yang saya mau adalah berjuang agar bapak terus bekerja membangun negeri ini di lima tahun berikutnya, 2019-2024.

Berpolitik atau mengalami hal-hal berbau politik sudah saya alami sejak berada di bangku kuliah, maklum anak FISIP pak, jadinya sejak semester 1 saja sudah diajarin cara berdemo, diskusi dan kritis terhadap sesuatu hal. Kebetulan pernah aktif  juga dalam beberapa organisasi kemahasiswaan dan pernah juga bantu-bantu menjadi tim sukses caleg di daerah tempat tinggal saya di manado. Namun saat itu belum ada presiden seperti bapak, yang sekarang membuat saya ga kenal waktu, tenaga dan uang untuk sukarela membantu perjuangan bapak menuju kemenangan seperti pada Pemilu kali ini. 

Jika Soekarno masih hidup dan saya mengalami masa kepemimpinan beliau, mungkin bapak akan menjadi idola saya setelah soekarno, maaf ya pak. Tetapi disaat saya hidup sampai sekarang, saya merasakan heroiknya Sang Proklamator hanya mendengarkan cerita dan membaca buku tentang perjuangannya. Jadi bapak tak usah bersedih, idolaku hanya Pak Jokowi pada akhirnya. Karena mengalami secara aktual, nyata dan sakit dihujat seperti tertusuk sembilu.

Kalau boleh protes dan marah tentang pembangunan infrastruktur, saya juga bisa. Saya tinggal di daerah bekasi, yang tiap hari hidup dengan kemacetan tol cikampek yang bertahun-tahun dalam masa pembangunan. Namun saya tak pernah bersungut-sungut akan hal itu, walaupun bensin mobil tiris disebabkan gas dan rem di jalanan yang macet, saya tetap bersyukur karena saya pikir ini adalah sebuah investasi di masa depan untuk semuanya. Karena hal itu, saya jadi mengenal adanya KRL atau Commuter line, saya jadi nyaman memakai APTB dan sekarang saya sangat addicted memakai transportasi umum. Ada gunanya juga pak, tol dan jalanan macet.

Banyak kebijakan bapak yang sangat pro rakyat, kenapa bapak ga jadi Presiden dari jaman dulu sih? Di jaman ibu saya masih hidup, ibu yang meninggal di tahun 2014, kala itu bapak baru terpilih. Ibu duluan meninggalnya, ibu saya meninggal karena kanker payudara, kebijakan waktu itu belum ada BPJS dan keengganan ibu menyusahkan anak dan suami, membuat ibu tak ingin melakukan kemoterapi karena berpikir akan membengkaknya biaya rumah sakit. Sekarang beda cerita pak, batuk dikit saya pasti ke dokter dipikir saya, gratis kan hehe, semua itu terbantu karena program BPJS untuk saya, suami dan anak, juga KIS bagi saudara-saudara kita yang kurang mampu.

Banyak hal yang ingin saya ceritakan, betapa bahagianya paman dan tante saya mendapatkan THR karena mereka seorang pensiunan PNS, bapak memberikan kesempatan untuk saya berkumpul dan tertawa bahagia bersama mereka yang sudah bertahun-tahun tidak berjumpa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun