Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pak Jokowi Tolong Damaikan Adhyaksa Dault dan Imam Nahrawi

28 Juli 2018   21:52 Diperbarui: 29 Juli 2018   11:31 1442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault. (Foto: kompas.com)

 Munas diharapkan diadakan seusai pelantikan gubernur dan wali kota serta bupati di sejumlah daerah, dengan tujuan sinkronisasi kebijakan antara pemerintah daerah dengan Kwarda-nya masing-masing. Suatu alasan yang sangat masuk akal, mengingat bahwa kepala daerah merupakan ketua Majelis Pembimbing (Mabi) Pramuka di daerah masing-masing. Semua kwartir tentu harus selalu bersinkronisasi dengan majelis pembimbingnya. Termasuk di tingkat nasional, Kwarnas harus selalu bersinkronisasi dengan Mabinas yang diketuai Presiden dan anggotanya para menteri, termasuk Menpora.

Namun permintaan itu, ditanggapi Kwarnas dengan hanya memundurkan jadwal Munas seminggu dari yang telah ditetapkan sebelumnya, bukan ke akhir tahun. Kalau sebelumnya Munas akan diadakan 18-22 September 2018, maka hanya diundur menjadi 25-29 September 2018.

Belakangan, Adhyaksa Dault juga mengeluh kenapa Iman Nahrawi membenci dirinya. Hal itu dikatakannya seusai menghadap Wakil Presiden di kantor Wakil Presiden di Jakarta, pada Jumat, 27 Juli 2018. Adhyaksa mengatakan Iman Nahrawi terlihat benci dirinya karena tidak memberikan anggaran Pramuka untuk tahun ini. Seperti untuk acara Munas di Kendari, dananya dianggarkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan dari Kemenpora tidak ada.

Menanggapi hal itu, pihak Kemenpora melalui Sekretaris Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto mengatakan, bahwa anggaran Pramuka tetap diberikan, tapi langsung ditujukan kepada Kwarda. Menurutnya, anggaran untuk 2017 sudah diberikan. Sedangkan untuk 2018, juga sudah diberikan tetapi langsung ke pihak Kwarda.

Pramuka makin bingung? Bisa jadi. Tetapi untuk sebagian anggota Gerakan Pramuka, kegaduhan antara Adhayksa Dault dan Imam Nahrawi memang sudah semakin membingungkan dan menyebalkan. Apakah untuk soal ini saja harus Presiden selaku Ketua Mabinas memanggil keduanya, seperti ayah memanggil kedua anaknya, duduk bersama dan menyelesaikan semua persoalan? Lantas ke mana semangat persaudaraan Pramuka yang selalu didengung-dengungkan, apalagi keduanya mengaku pernah dan masih aktif ber-Pramuka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun