Mohon tunggu...
Berny Satria
Berny Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis bangsa

Bangsa yang Besar adalah yang berani berkorban bagi generasi berikutnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Shalawat

7 Desember 2018   17:40 Diperbarui: 4 Mei 2019   23:22 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang Mahasiswa non Muslim cerdas berdialog dengan Muqidi yang juga Mahasiswa rangking dari lulusan sebuah pesantren besar di Jawa. Si non muslim bertanya:

Non Muslim:
Di' (panggilan Muqidi singkat), kemarin aku pernah dengar khutbah sebuah pengajian yang penceramahnya bilang bahwa nabi Muhammad itu harus di-shalawati, karena ada perintahnya di dalam kitab suci Alqur'an. Apa bener itu Di'?
Muqidi sedari kecil akrab dengan ritual dan spiritual itu menjawab dengan sigapnya.

Muqidi:
Ya bener, ada ayatnya. Surat Al-Ahzab ayat 56, iki bunyine: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

Non Muslim:
Prikitik nya pie Shalawat itu Di'?

Muqidi:
Lhaa, Shalawat itu prakteknya dengan mendoakan Nabi Muhammad. Karena Nabi Muhammad itu laksana gelas. Kalau gelas dicurahkan air terus, maka lama kelamaan akan luber. Naaah,,, luberannya itu jatuh kepada kita. Jadi dengan mendoakan Nabi kita juga kebagian berkahnya.

Non Muslim:
Sampeyan isi doane opo to?

Muqidi:
Ya kita minta agar nabi Muhammad dibukakan pintu Syurga dan diberikan tempat sedekat2nya dengan Gusti Allah. Dia kan nabi yang diangkat Gusti Allah, yo pantas tempatnya paling dekat.

Non Muslim:
Tapi Di', kalau di agamaku, nabi ku sing selamatkan aku dan manusia lain. Kan itu tugas utusan Tuhan, menyelamatkan umat manusia dari siksa di dunia dan setelah kematian. Kenapa nabi mu, jadi umatnya yang berharap agar selamat? Lagipula kalau Shalawat artinya mendoakan, pie Tuhan mendoakan nabi, lha Tuhan yang memberi keselamatan kok Tuhan juga yang berdoa? Ke siapa Tuhan berdoanya? Ora kewalek iku Di'? Maap ya Di' iki mboten ngenyek lho, kita kan insan akademisi yang harus berfikir kritis, ora tersungging yooo...

Muqidi:
Ais aiiiisss... pertanyaanmu nyerempet2 tiang listrik iki... Tapi aku akan tanyakan pada yang lebih tahu akan hal ini. Kalau aku yang jawab takut kamu kebingungan. Sesok yo tak jawab.

Sepanjang perjalanan pulang, fikiran Muqidi sempat berkecamuk atas pertanyaan temannya itu. Ia sedikit bingung juga untuk menjawabnya tadi, karena jika kata Shalawat diartikan dengan berdo'a, berarti Allah dan para Malaikat berdoa untuk nabi, seolah-olah nabi  yang lebih tinggi derajatnya dibanding Allah.

Setelah Shalat Maghrib, Muqidi menghampiri seorang pak Haji yang selesai bertasbih. Seorang pak Haji berjenggot lebat berusia 3x darinya yang sedang memejamkan mata. Ia bertanya setengah berbisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun