Budaya merupakan tinkah, tindakkan nyata, dan pandangan manusia itu sendiri. Budaya tentunya dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satu kenyataan bahwa di Manggarai Flores NTT terkenal dengan tradisi teing hang.Â
Teing hang ini menurut maasyarakat Manggari sebagai bagian bingkai hidup melalui tradisi adat. Menurut kamus umum Poerwadarminta, kata 'adat' (Ibrani, haqaq; Yunani, paradosis) berarti sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang, sesuatu yang lazim dilakukan masyarakat. Dalam seperti yang kita ketahui bahwa budaya diwariskaan secara genetik melainkan secara proses belajar meniru secara visual.
Arti teing hangÂ
Secara etimologis, frasa teing hang terdiri dari dua bentuk suku kata yaitu; teing dan hang. Teing artinya memberi, kasih ke. Sedangkan hang artinya makanan. Jadi frasa teing hang artinya memberi makan ke. Jadi pada intinya teing hang dalam tradisi budaya masyarakat Manggarai merupakan memberi makan kepala leluhur berupa sesajian.
Dalam tradasi budaya teing hang ini biasanya dilakukan saat membuka kebun baru, syukuran kampung, acar sebelum pergi merantau atau dalam ungkapan masyarakat Manggarai wuatw wa'i, penutup dan pembukan tahun serta masih banyak lainya.
Makna teing hang
Makna tradisi budaya teing hang masyarakat Manggarai mengandung makna agar tetap terjaga relasi dengan keluarga yang sudah meninggal dan keluarga yang masih hidup.