Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Kasus Rumah Mewah di Kedoya yang "Dikuliti", Berbaurlah dengan Lingkungan

11 April 2021   06:00 Diperbarui: 11 April 2021   06:00 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi rumah kosong di kawasan Kedoya, Jakarta Barat yang dibongkar materialnya untuk dicuri secara terpisah.(Sumber : Kompas.com/Sonya Teresa)

Menjalin hubungan baik dengan tetangga tidaklah sulit. Paling tidak bila sedang berpapasan, jangan pelit untuk senyum dan bertegur sapa. Mengobrol selama beberapa menit juga tidak ada ruginya, malah akan menjalin kedekatan.

Di lingkungan tempat saya tinggal, bahkan dibentuk grup WA sebagai sarana berkomunikasi. Jadi meskipun kami jarang bertatap muka karena kesibukan masing-masing, kami masih bisa bertukar sapa melalui WA grup. 

Jadi seandainya muncul orang-orang baru yang tidak dikenal, warga satu dan lainnya akan saling mengingatkan. Apakah orang baru tersebut ada hubungannya dengan salah satu warga atau tidak.

Membaur dengan tetangga dan lingkungan juga bisa dilakukan dengan berusaha hadir ketika tetangga, wargaatau lingkungan menggelar acara. Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, akan muncul komunikasi dan hubungan pun terpintal.

Dengan menjalin hubungan yang baik dengan tetangga atau warga sekitar rumah, kita pun tidak akan sungkan untuk menitipkan rumah bila hendak bepergian dalam jangka waktu tertentu. Paling tidak kita bisa meminta tolong mereka untuk mengawasi rumah selama kita tinggalkan.

Pelajaran berharga lainnya yang bisa diambil dari kasus ini, jangan abaikan aset-aset yang kita punya, meskipun aset-aset tersebut jauh dari pengawasan kita. Termasuk aset rumah yang tidak ditempati.

Apalagi bila perabotan dalam rumah masih cukup lengkap. Sisihkan waktu dalam beberapa minggu sekali untuk mengunjunginya, sekaligus membersihkan dan mengecek apakah ada kerusakan yang harus diperbaiki.

Andaikata tidak memiliki waktu untuk selalu mengunjunginya, berilah kuasa kepada orang lain untuk menjaga dan merawatnya. Tentu dengan konsekuensi memberikan bayaran sejumlah tertentu. Namun ini lebih baik, ketimbang rumah dibiarkan kosong, tanpa dijaga bahkan tak sempat dikunjungi. Kondisi ini hanya akan memuluskan niat orang-orang jahat.

Selain itu, bisa pula menitipkan rumah kepada pengawasan ketua lingkungan, seperti RT dan RW atau pihak keamanan lingkungan. Kepada tetangga-tetangga sebelah-menyebelah pun bisa dititpkan untuk sekedar dilihat-lihat. Sebaiknya sang pemilik rumah pun meninggalkan nomor telepon yang bisa dihubungi. Sehingga bila ada hal-hal yang mencurigakan, tetangga atau warga di lingkungan tersebut bisa menghubungi sang pemilik rumah.

***

Sumber :

Kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun