Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita di Awal Tahun Ajaran Baru yang Berbeda dari Biasanya

15 Juli 2020   13:31 Diperbarui: 16 Juli 2020   01:18 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari pertama di tahun ajaran baru 2020/2021 | Dokumentasi Martha Weda)

Tak terasa hampir 4 bulan anak-anak telah belajar dari rumah. Minggu ini adalah minggu pertama bersekolah di tahun ajaran baru 2020/2021. Namun situasinya tetap sama, belum bisa bersekolah seperti sebelum pandemi.

Meski tidak berangkat ke sekolah, Senin kemarin, anak saya "si ganteng" tetap bersemangat bangun pagi, mandi, mengenakan seragam sekolah, dan duduk manis di depan laptop.

Sejak 2 minggu sebelumnya, beberapa hal telah disosialisasikan pihak sekolah kepada para orang tua murid, sebagai persiapan memasuki tahun ajaran baru.

Pembelian buku pelajaran
Setelah pembagian rapor, wali kelas menginformasikan waktu pemesanan dan pembelian buku pelajaran.

Kebetulan anak saya bersekolah di sekolah swasta, jadi buku pelajaran harus beli. Namun tidak wajib membeli dari sekolah. Bisa pula meminjam dari kakak kelas, selama tidak ada revisi dari pihak penerbit buku. Terkadang orangtua siswa juga mencari di toko-toko buku untuk mendapatkan harga yang lebih murah.

Dari pengalaman beberapa tahun ini, paling tidak setiap 2 tahun pasti ada revisi dari pihak penerbit. Terutama untuk buku tematik terpadu kurikulum 2013. 

Kalaupun tidak ada revisi, bila meminjam dari kakak kelas, harus siap memperbaiki isi dalam buku. Buku pelajaran saat ini, layaknya lembar kerja siswa. Jadi akan penuh dengan catatan-catatan, coretan-coretan serta jawaban-jawaban pertanyaan yang ditulis tangan oleh siswa. 

Agar bisa digunakan kembali oleh anak, harus dihapus satu per satu. Kalau penulisannya menggunakan pensil lebih mudah membersihkannya. Akan tetapi kalau pakai pulpen, harus kerja ekstra untuk menutupinya satu persatu dengan label putih. Dengan jumlah lebih dari 10 buku, kegiatan pembersihan ini cukup melelahkan.

Untuk tahun ajaran baru ini, anak saya yang naik ke kelas 6 SD mendapatkan 15 buku pelajaran. Terdiri dari 9 buku Tematik, 1 buku matematika, 1 buku IPA. 1 buku pelajaran agama, 1 buku bahasa Inggris, 1 buku PLBJ (Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta), dan 1 buku komputer. 

Bila membeli, harga keseluruhan buku dibanderol sebesar Rp 1.244.000,-. Mahal ya? Iya. Ngenes nya, belajar dari rumah pula. Hiks..

Ya sudahlah, tidak ada gunanya juga banyak mengeluh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun