Mohon tunggu...
Berliana Dwi Indah Permatasari
Berliana Dwi Indah Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030134)

Aku menikmati hidupku dan aku tahu Allah selalu bersamaku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Beauty Privilege: Jadi Orang Cakep Lebih Enak

24 Juni 2021   15:17 Diperbarui: 24 Juni 2021   15:40 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Belakangan ini diskusi soal beauty privilege lagi mainstream terutama di media sosial. Saya juga sering banget lihat postingan orang-orang yang bilang bahwa "Jadi orang yang cakep itu enak, hidupnya gampang, masalah berkurang" hanya karena mukanya cakep. Sebelum membahas lebih lanjut, apa sih 'Privilege' itu? Dalam suatu masyarakat pasti ada yang namanya kesetaraan, dan dasar atau landasannya bisa bermacam-macam seperti ekonomi, ras, gender, agama, bahkan orientasi seksual tertentu.

Akhirnya didalam dinamika ini, ada orang-orang yang mendapatkan keuntungan cuma-cuma hanya karena statusnya dia punya kuasa yang lebih besar di konteks sosialnya. Privilege yang paling sering kita dengar ada male privilege, white privilege, class privilege, muslim privilege. Jika ada yang diuntungkan dari suatu sistem yang tidak setara udah pasti akan ada orang-orang yang dirugikan, dan biasanya orang-orang yang dirugikan ini akhirnya akan lebih sensitif soal ketimpangan tersebut.

Contohnya 'Black Lives Matter' akan lebih aware soal ras dan isu rasisme, Orang yang 'Non Binary' akan lebih aware soal gender dan seksual orientasi dibanding orang yang hetro, dan perempuan dia akan lebih aware sama gender, soal isu patriarki, dan isu feminisme dibandingkan laki-laki. Semakin mainstream diskusi soal beauty privilege itu akan makin baik, karena orang-orang jadi makin sadar, nggak akan ngeremehin, dan akhirnya mereka juga bisa membongkar sistem yang timpang tersebut.

Ketidaksetaraan bisa ada karena orang-orang yang diuntungkan dari sistem ini, dia terus menerus melestarikannya. Apa sih hubungan antara privilese (benefit) dengan attractiveness (daya tarik seseorang). Padahal katanya 'Cakep itu relatif?' 'Cakep itu subjektif?' ternyata ada banyak studi yang membuktikan bahwa memang ada karakteristik fisik yang hampir semua orang setuju kalau itu termasuk kategori cakep.

Fisical parents nggak selalu berhubungan dengan estetika aja sebenarnya. Kenapa akhirnya manusia lebih prefer orang yang cakep berhubungan sama kesehatan dan kesuburan. Jadi, dua hal tersebut berhubungan untuk melanjutkan eksistensi manusia di muka bumi ini. Fitur atau karakteristik pada laki-laki dan perempuan yang dianggap attractive itu biasanya memang adalah pertanda bahwa orang tersebut lebih kuat dan lebih sehat.

Contohnya laki-laki dianggap lebih sehat kalau dia punya level testosteron yang tinggi. Biasanya laki-laki dengan testosteron yang tinggi tersebut, mempunyai fitur muka yang ganteng. Begitu juga dengan perempuan, jadi perempuan dianggap lebih subur kalau level estrogen lebih banyak daripada level testosteron.  Perempuan seperti ini biasanya punya fitur yang kita anggap attractive. Contohnya kulitnya lebih mulus atau tulang pipinya lebih tinggi.

Orang-orang yang punya daya tarik memang intinya hidupnya lebih enak diberbagai aspek. Mereka dianggap lebih pintar, punya personality yang lebih bagus, lebih gampang dapat pasangan, terus dalam berkarir juga orang yang lebih cakep dia lebih mudah dapat kerja terus digaji lebih tinggi. Padahal kalau berdasarkan studi mereka nggak lebih pinter, enggak lebih produktif, atau pun gak lebih mahir daripada yang nggak cakep.

Cuma karena orang cakep itu biasanya punya self-confidence yang lebih tinggi, akhirnya mereka kelihatan lebih kompeten dan bahkan attractive. Karena orang cakep secara umum punya pengalaman hidup yang lebih baik. Dia diperlakukan lebih baik dari kecil, mendapatkan perhatian lebih banyak dari orang-orang sekitarnya, lebih dimengerti. Akhirnya, itu semua bermanifestasi ke dirinya dia dan berpengaruh ke over being-nya, jadi beauty privilege itu emang ada.

Tapi layaknya isu sosial lain, beauty privilege nggak berdiri sendiri dia intertwine sama isu-isu lain. Maksudnya, di masyarakat umum yang dianggap lebih cantik itu adalah orang yang berkulit putih. Orang yang tubuhnya sempurna itu lebih diconsider cantik, ganteng, atau cakep gitu. Ini juga karena masyarakat kita ableism, yang punya disabilitas banyak dapat stigma dianggapnya dia nggak bisa konseling secara normal seperti orang-orang lain atau dianggap tidak sempurna.

Orang yang kurus dianggap lebih cantik dibandingkan orang yang gemuk, jelas banget ini fatphobia dan classism. Stereotype gender berhubungan dengan beauty privilege, perempuan dianggap cantik kalau dia feminim terus laki-laki dianggap lebih ganteng kalau dia maskulin. Orang transgender juga seringkali dianggap tidak sesuai dengan beauty standar di masyarakat yang sistematis kayak kita sekarang. Apalagi misal si transman-nya ini masih kelihatan fitur perempuannya jadi dia terlalu feminim untuk dianggap sebagai laki-laki yang ganteng, begitu juga dengan perempuan yang transgender.

Kita selalu ngasih stigma, takut kalau misalnya udah mulai muncul keriput atau kulitnya kendor. Padahal ini naturel process namanya juga orang berumur udah pasti fisiknya berubah. Ngomongin soal privilege sebenarnya cukup sulit, karena orang-orang yang punya privilege biasanya dia nggak sadar kalau dia punya. Begitu juga ketika ngomongin beauty privilege sulit dibicarakan karena isunya dianggap abu-abu. Kalau ngomongin soal fisik agak awkward, karena kalau yang bukan suara orangnya cakep dia mungkin akan dianggap kepedean tapi kalau yang buka suara orang jelek dianggapnya salty sama orang cakep.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun