Mohon tunggu...
Berliana Dwi Indah Permatasari
Berliana Dwi Indah Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030134)

Aku menikmati hidupku dan aku tahu Allah selalu bersamaku.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kue Satu Identik di Hari Lebaran

23 April 2021   20:35 Diperbarui: 23 April 2021   21:12 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan yang penuh berkah telah tiba, meski di tengah pandemi seperti ini kita harus tetap menjaga semangat Ramadhan dan menyambut 'hari kemenangan' di penghujung puasa nanti. Meski di rumah saja, kita harus siap untuk menyambut hari raya idul fitri. Sebetulnya, ada banyak hal yang bisa kita lakukan agar di hari suci ini semuanya bisa berjalan dengan lancar. Hal apa yang biasanya kalian lakukan untuk menyambut hari lebaran? Selain pakaian yang bagus, tentunya ada makanan atau cemilan salah satunya kue. Nah pas banget nih bisa jadi referensi kalian saat menyambut hari lebaran nanti yaitu kue satu. Kalian tau gak sih kue satu itu seperti apa? Kue dari daerah mana? Mau tahukan, yuk simak...

Kue satu atau bisa juga disebut dengan kue koya. Kue ini merupakan sebuah kue kering tradisional yang terbuat dari kacang hijau atau tepung ketan. Makanan ini umumnya ditemukan sebagai kue tradisional di Indonesia khususnya pulau Jawa. Kue satu menjadi salah satu kue santapan spesial ketika hari lebaran khususnya hari raya fitri, acara khitanan, natal, tahun baru imlek, serta acara tradisional kemasyarakatan. Kue satu itu terdiri dari dua (2) macam yaitu kue satu kacang hijau dan kue satu ketan. Kue satu ini mempunyai rasa yang manis serta lembut dengan bahan utamanya kacang hijau atau tepung ketan. Kue ini juga sering kali dijadikan oleh oleh ciri khas dari daerah Banyumas bagian selatan yaitu kecamatan Kemranjen.

dokpri
dokpri
Nah ditulisan kali ini saya akan menceritakan bisnis nenek saya yang lumayan besar ini. Nenek saya memulai bisnis kue satu ini sejak tahun 2002 hingga sekarang, sudah terbilang cukup lama hampir 20 tahun. Nenek saya memulai bisnisnya dengan membuat kue satu hasil produksi sendiri lalu dititipkan ke toko oleh oleh, pasar swalayan, dan warung cemilan pada umumnya. 

Pada tahun 2005 kue satu yang dijualnya bisa sampai luar kota seperti kota Cilacap, Solo, Yogyakarta, dan masih banyak kota lainnya. Awal mula bisa sampai dijual di Jogja karena tante saya yang menjualnya dan di titipkan ke toko toko waktu masih kuliah dulu tetapi sekarang sudah ada orang yang bekerja sama dengan nenek saya untuk dia menitipkan ke toko toko yang ada di daerah jogja.  Banyak reseller yang mengambil kue satu dari nenek saya lalu mereka menjualnya lagi. Ada juga pembeli yang datang langsung ke tempat produksi dari pada ke toko dikarenakan harganya sedikit lebih murah dari pada di toko.

Nenek saya bernama "Bu Umi" dan nama bisnis kue satunya "Kue Satu Berkah". Dinamakan kue satu berkah dengan harapan bisnisnya membawa berkah untuk bu Umi, keluarga, dan juga orang lain. Hasil produksi kue satu bu Umi terbuat dari bahan bahan asli tanpa ada bahan pengawet atau pemanis buatan. Maksudnya, bahan bahan yang digunakan untuk membuat kue satu kacang hijau dari kacang hijau asli dan gula pasir bukan memakai pemanis buatan. Begitu pula dengan kue satu ketan terbuat dari tepung ketan asli dan gula merah. Hal ini yang membuat kue satu itu manisnya enak serta lembut ketika dimakan.

Dalam proses pembuatan kue satu perlu dibutuhkan kesabaran yang ekstra dikarenakan dalam sistem pencetakannya, kue satu dibuat satu per satu. Mungkin itu alasannya mengapa dinamakan sebagai kue satu, karena proses pembuatan kuenya dibuat satu per satu. Setelah kue satu berhasil di cetak dan diletakkan di tambir atau tampah lalu di keringkan di bawah paparan sinar matahari bukan di masukkan ke dalam oven. Mungkin karena caranya tersebut yang digunakan dalam sistem pengeringan, oleh karena itu kue satu termasuk kue kering tradisional.

Di awal Pandemi Covid -- 19, membuat para pedagang mengalami penurunan omzet hingga 50%. Nasib serupa dialami oleh Bu Umi sejak merebaknya virus corona di Indonesia, produksi kue satunya menjadi lebih sedikit tidak seperti sebelum adanya virus corona. Karena, adanya lock down di setiap kota banyak toko oleh oleh yang tutup sehingga tidak bisa menitipkan dagangannya dan pembelinya pun berkurang. Hal ini yang membuat penurunan omzet karena biasanya bu umi setiap bulan bisa antar 75 bungkus kue satu di setiap toko, tetapi dengan adanya lock down menjadi 30 sampai 50 bungkus saja itu juga dalam jangka waktu satu sampai dua bulan.

Sejak pandemi covid, untuk kedua kalinya momen lebaran harus dilalui dengan prihatin. Seperti yang tengah dialami Bu Umi perajin kue satu. Ketika sebelum wabah corona melanda, Bu Umi sampai kewalahan dalam memproduksi kue satu karena permintaan pasar yang sangat banyak.

Menurut Bu Umi narasumber yang saya wawancari secara pribadi, beliau mengatakan "Dari yang bisa produksi dengan bahan baku tiga sampai lima kuintal kacang hijau dan beras ketan. Adanya corona paling hanya dua atau tiga kuintal saja. Jelang lebaran, biasanya satu orang bisa memesan hingga sampai dua ratus bungkus. Dibanding sekarang, turun banyak sekali".

Lebaran yang seharusnya bisa panen pesanan, kini kembali terulang seperti tahun 2020 silam. Karena adanya larangan untuk mudik yang ditetapkan pemerintah membuat Bu Umi ragu untuk menyetok kue satu banyak banyak. Karena menurut-Nya (Bu Umi) "Dengan adanya larangan untuk mudik dan lock down membuat toko oleh oleh tidak mau diantar kue satu dengan stok yang banyak". Beliau berharap wabah segera hilang, sehingga usaha kue satunya kembali meningkat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun