Mohon tunggu...
Yulistiawati
Yulistiawati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika Irwan Tak Punya Kampung Halaman

16 Oktober 2017   14:39 Diperbarui: 16 Oktober 2017   15:03 2341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana - Pegiat seni musik Melky Amirus Shaleh prihatin membaca informasi di sejumlah media menyorot datangnya artis Irwan DA2 di panggung hiburan simpeda bank jatim Pamekasan, Madura, beberapa hari kemarin.

Sejak Irwan lolos di panggung dangdut akademi indosiar, tidak sedikit senior pedangdut seperti Rhoma Irama, Imam S Arifin, dan Yus Yunus, menilai bahwa Madura aroma kesenian dangdutnya masih melekat.

"Itu terbukti ketika wajah Irwan masuk di pentas bergengsi DA," katanya.

Ia berujar, bagaimana perasaan Irwan setelah informasi ini sampai ditelinganya. Melky tidak habis pikir perilaku kelompok-kelompok separatis yang memperalat syariat hanya karena menolak musik dangdut.

"Kita ini mestinya bangga ada pemuda Madura yang berbakat dan mentas di panggung tanah air. Di tanahnya sendiri Irwan tidak dihargai, terus kampung halaman dia di mana," tanyanya.    

Melky berpendapat, isu yang digiring oleh beberapa kelompok masyarakat tidak berkaidah. Alasan yang muncul karena Pamekasan di identik ikon Gerbang Salam yang dihuni mayoritas kaum muslim.

Ia beranggapan tidak semua masyarakat Pamekasan menolak konser bergenre dangdut itu. Apalagi pentas hiburan yang disajikan semata untuk menumbuhkembangkan semangat generasi.

"Dari dulu, kultur Madura khususnya Pamekasan muslimnya muslim toleransi, bukan muslim fundamentalis seperti di Aceh," kata pria Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Menurutnya, muslim toleransi itu mudah menerima kulturnya. Artinya tidak mempersoalan hal-hal yang sifatnya insidentil. Diketahui bahwa kesenian merupakan anugrah yang diberikan Tuhan baik berupa budaya, sifat pribadi seseorang, dan kesenian yang digagas oleh sekelompok masyarakat atau instansi.

"Tanda kutip ya, saya tidak menyindir moderatnya kelompok muslim di Pamekasan. Hanya kurang tepat saja persoalan konser dangdut dijadikan alasan menciderai kulturnya Pamekasan yang di identik Gerbang Salam," tutur Melky.

Diterangkan, masyarakat Pamekasan harus cerdas dalam berpikir keadaban. Apalagi menyeret masalah muamalah yang tenden bersentuhan dengan sosial. Belajar menghargai perbedaan jauh itu lebih baik daripada mengagung-agungkan ajaran agamanya namun sikap dan perilakunya banyak membuat orang tersinggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun