Mohon tunggu...
Ari Wahyudi
Ari Wahyudi Mohon Tunggu... swasta -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika ''Kunti'' Ikut Nempel di Badan

28 Oktober 2017   14:57 Diperbarui: 28 Oktober 2017   15:02 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi yang paling mendekati dengan kejadian yang sebenarnya. sumber: rodagilaz.blogspot.com

Horor- Kejadian ini terjadi kira kira sekitar enam bulan lalu, yang pasti itu terjadi di malam jumat. Kala itu rasa malas menyerang untuk menghadiri pengajian di majelis. Aku memutuskan untuk bersantai di rumah, kebetulan aq dan sahabat karib rumahnya hanya bersebelahan, kami memutuskan untuk duduk di kebun samping rumah yang kebetulan masih hutan. Sahabat saya itu bernama mualimin dia mencoba untuk menyalakan api untuk mengusir nyamuk, aku duduk diatas tanah beralaskan kaleng minyak sambil membekar sebatang rokok. Tak terasa waktu menunjukan 00.30 karena enaknya kami berbincang waktu tak menjadi penghalang kami untuk terus ngobrol mengusir kejenuhan.

Sontak malam terasa berubah hal itu disadari lebih dulu oleh sahabat saya. Dia berucap "yud kamu ga ngerasa apa apakah???"merasa apa jawabku, kayanya ada yang mau datang nie yud... akupun langsung mengerti apa maksud dari sahabatku ini, maklum kami ini sahabat yang saling melengkapi, kami seolah seperti berjodoh dalam hal keilmuan. Sudah abaikan aja jawabku. kami berusaha mengalihkan pembicaraan. Tapi ada hal yang aneh perlakuan dari Mualimin dia berbicara tak mau menghadap ke arahku tubuhnya gemetaran tapi dia tak ingin menunjukan rasa takutnya, tapi itu tak bisa dia tutupi. 

Aku langsung bertanya kenapa kamu lim? anu yud...anu ada sosok putih tepat di belakang mu yud, dia ada diatas pohon petai cina sambil duduk yud.... dia nangis tersedu sedu. Aku menatap kebelakang dan melihat sosok perempuan itu, sangat jelas bahkan dia tidak malu untuk melihatkan rupa hancurnya. Aku pun melihat itu otomatis dari mulutku bersalawat dengan mengucap Allahuma sholli ala Sayidina  wa maulana Muhammadin Nabiyil ummi. Rupanya sosok tersebut menjadi jadi bukan pergi dia malah ikut mengejekku dengan ikut bersalawat. 

Temanku menarik tanganku menyarankanku untuk pulang,tapi aku menolak, walaupun rasa takutt itu ada tapi itu memicu adrenalinku , akupun bukan malah takut tapi aku kagum,entah apa yang aku kagumi dari si kunti buruk rupa itu. Aku berucap jangan kita biarkan rasa takut menguasai kita harus disini sampai dia ga ada karena aku tidak ingin menumbuhkan rasa takut daalam hati, masa sama ginian kita takut, malas kemajelis, sholat bolong bolong kita berani,koq sama ginian kita takut kelakarku.

Kejadian tersebut terjadi berdurasi cukup lama kurang lebih satu jam, sebelum pergi dia terbang sambil menyebutkan sebuah nama yang agak aneh di telingaku dia berpesan agar kalian tidak takut terhadap dia tapi kalian harus takut terhadap mahluk tersebut,untuk nama itu penulis sudah lupa karena namanya susah untuk di ingat dan aku tidak ingin pusing untuk mengingatnya. 

Memang penglihatanku tak seperti sahabatku yang dapat jelas mahluk astral, tapi saya mempunyai perasaan yang kuat, Bathinku mengatakan kejadian ini tidak berhenti sampai disini saja, Malam ini saya menganggap hari ini kami kalah, Karena Allah malam ini tidak memberi kemenangan, tapi aku berbaik sangka pasti ada pengajaran di balik ini. Malam berikutnya aku seperti kecanduan dengan apa yang terjadi di malam kemarin, sepulang bekerja aku menantikan malam, ketika waktu menunjukan pukul 22.00 aku kembali duduk di tempat kemarin,kali ini kami tidaak terlalu banyak bercerita. 

Kami sesekali membahas kejadian kemarin malam,benar saja setelah satu jam menunggu gejala gaib mulai menunjukan kehadirannya kali ini sosok si kunti tidak terlihat kami menyaksikan sesosok bayangan hitam dengan mata bernyala mengawasi kami dari kejauhan, Mualimin mengingatkan aku mungkin inilah sosok yang di sebut kunti. Malam ini Mulim tidak gentar karena dia hanya ketakutan dengan sosok kunti, mungkin di sebabkan karena faktor psikologis,kerap di waktu anak anak si Mualimin sering menonton film susana, hingga dia begitu takut dengan sosok kunti.

Kembali pada sosok hitam tersebut ,aku pun datang dan menghampiri namun byangan tersebut seperti bergeser saja,ketika aku melangkahkan kaki ku menuju dia,dia pun selangkah mundur,kulakukan itu terus aku tak bisa menghampirinya,(BERSAMBUNG)

note: follow untuk mengikuti kisah selanjutnya,jangan lupa like ya sobat...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun