Mohon tunggu...
Bent
Bent Mohon Tunggu... Freelancer - Den bent

Menerjemahkan waktu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia dalam 4 Elemen Alam

8 April 2020   08:38 Diperbarui: 15 Juni 2021   07:14 10679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air Terjun Grojogan Sewu

Layaknya Nabi Isa / Yesus yang diberi kemampuan membangkitkan orang2 yang mati. Bukan membangkitkan / menghidupkan secara jasad biologisnya, tetapi membangkit kehidupan spiritualnya. Hingga kemudian manusia itu menjadi hidup dengan firman dan dapat memenuhi bumi dengan buah2 amalan yang dapat dirasakan oleh seluruh makhluk. Buah yang tidak hanya dirasakan oleh golongannya sendiri, tetapi buah yang dapat di rasakan oleh semesta. Bahkan asu, babi, tikus, semut dst, segala tumbuh-tumbuhan, gunung samudra dan seluruh isi alam pun mengakui keberadaan buah-buah dari manusia yang kembali hidup kewahyuannya. Karena pada waktu hari berbangkit itu manusia akan benar2 melebur dalam ekosistem alam semesta yang menjadi sebuah kerajaan besar Allah, Tuhan Semesta Alam.

Itulah tanah yang tandus dan mati dihidupkan kembali dengan air melalui hujan dari langit. Dari situlah tanah mati menjadi tanah yang hidup, subur dan berbuah, bermanfaat bagi keberlangsungan ekosistem didalamnya. contoh tanah yang telah tersiram air terdapat pada semua sahabat yg mengimani akan kewahyuan dari Muhammad Rasulullah (serta para nabi dan rasul lainnya). Karena memang hanya para nabi dan rasul yang mampu menghidupkan manusia yang mati dan gemar berbuat kerusakan itu menjadi manusia2 yang sebenar-benarnya Rahmatan Lil Alamin.

3) tanah + air + angin. Syarat tanah bisa ketemu air hanya melalui angin, (yang atas kehendakNya, meniupkan angin dengan membawa awan di langit menuju ke tempat tanah yg tandus (mati). Dr situ diturunkanlah hujan, dan tanah mati itu dapat tersiram air langit yg menghidupi dan memenuhi bumi dengan buah2nya).

Artinya, Manusia yg bodoh (akan kewahyuan) akan dapat kmbli berakal hanya melalui angin yg (ditiupkan membawa awan = membawa kitab dan menurunkan air hujan = mengajarkan kewahyuan, sehingga manusia tersebut dapat menghidupi dengan buah2nya, yaitu memakmurkan bumi = kehidupan surga).

Baca juga: Manusia dan Alam Makrosistem Semesta

Tanpa melalui para nabi dan rasul, manusia tidak akan sampai menyentuh air langit (menyentuh dari ruh firman). Tanpa angin manusia hanya akan dapat air yg diserupakan, yang sudah di tampung dalam bendungan, yang sudah tercampur oleh limbah dan kotoran. Lantas siapa saja yang ingin mendapatkan airnya harus membawa upeti kepada penjaga bendungan.

 Padahal si penjaga sudah di perintah untuk memberikan air itu secara murni suci dan benar dari sisi Allah, bukan di manfaatkan untuk kepentingan diri maupun kelompok demi keuntungan dan eksistensinya di dunia. Inilah yang dinamakan jual beli firman. 

Tidak ada yang mendapatkan kewahyuan secara benar selain melalui angin yaitu para nabi dan rasul. Selain dari sumber itu manusia hanya akan menerima air yang sudah kotor. Jika air itu diteguk akan membuat manusia menjadi keracunan, mabuk linglung dan tidak sadar akan kebenaran langit itu sendiri.

Elemen angin ini di sematkan kepada para nabi dan rasul, dan dibantu oleh para tanah-tanah yang sudah dicelup oleh air langit yang senangtiasa mengalirkan air murni itu secara tidak gratis, tetapi menjualnya dengan kasih dan sayang kepada tanah-tanah tandus lainnya. Sebagaimana Tuhan Semesta Alam yang Maha Pengasih dan Penyayang.

4) tanah + api, jika tanah berdiri sendiri itu mati dan dibakar panas nya api maka akan gosong jadi abu (tanah yang menjadi abu).

Artinya, manusia dalam kondisi yang paling merugi keadaanya, udah jatuh ketimpa Mangga 1 ton. Siapa dia? yaitu manusia yg mati spiritualnya, bodoh (akan kewahyuan), ditambah lagi posisi kehidupannya dijajah oleh pola hidup non kewahyuan (dijajah oleh penguasa dunia yang tidak paham wahyu), atau sedang diperbudak oleh nafsu angkara manusia lainnya = kehidupan neraka).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun