Mohon tunggu...
BENTAR SAPUTRO
BENTAR SAPUTRO Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar di semestaNya

ketik huruf, angka dan tanda baca.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lulusan KTP, Mau Jadi Apa?

26 Oktober 2016   14:17 Diperbarui: 26 Oktober 2016   15:19 2235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa Alumni dan Asesor| Dokumentasi pribadi

Beberapa waktu yang lalu saya mendapat undangan dari kampus, tepatnya dari jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP) FIP UNNES di mana saya sempat ngawruh ngelmu beberapa tahun di sana. Undangan tersebut dalam rangka visitasi akreditasi jurusan. Tentunya ini kabar baik bagi semua ‘pengguna’ atau yang sedang ‘menggunakan’ jurusan ini untuk mencari ilmu.

Pada saat itu yang diundang bukan hanya saya saja tentunya (memangnya saya ini siapa?). Pihak jurusan mengundang beberapa alumni. Pertemuan itu cukup membuat saya gembira, pasalnya saya dapat bertemu dengan para dosen yang dulu nguliahi saya. Tidak hanya dosen namun juga dengan para alumni tadi. Alumni yang hadirpun dari berbagai angkatan, bahkan lintas generasi. Obrolan yang cukup hangat, jadi semacam reuni kecil-kecilan kalau boleh dibilang.

Pihak jurusan bukan tanpa alasan mengundang para alumni tadi. Jurusan KTP (begitu menyebutnya jaman kuliah dulu) sedang punya gawe. Seperti tadi sudah saya katakan di awal, jurusan sedang melakukan visitasi akreditasi jurusan. Tidak main-main, asesor yang bertugas mem-visitasi berasal dari dua perguruan tinggi terkenal, yakni kalau tidak salah dari kampus eks-IKIP Yogya yang kini UNY dan kampus satunya dari Makasar.

Tidak heran apabila jurusan memiliki agenda yang cukup padat untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Setahu saya apabila suatu lembaga baik sekolah, kampus atau lembaga sejenisnya yang akan diakreditasi memang banyak hal yang harus disiapkan.

Banyak sekali borang yang harus diisi dan dilengkapi. Saya tidak bisa membayangkan kerja keras para punggawa di jurusan KTP untuk menyiapkan itu semua, pasti banyak ‘cerita’ dibalik persiapan visitasi akreditasi ini. Misalkan saja dari kualitas pendidik/pengajarnya, sarana-prasaranya, seberapa banyak ‘kekayaan’ karya ilmiahnya, bagaimana input mahasiswanya hingga pada lulusannya mau jadi apa setelah kuliah di jurusan tersebut. Para alumni tadi dihadirkan untuk dimintai semacam kesaksian atau bahasa kekiniannya adalah testimoni lisan. Satu per satu alumnipun diinterogasi (baca: diwawancarai) oleh para asesor tadi.

Kekhawatiran Mahasiswa KTP

Dari tahun ke tahun, mahasiswa jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan sering merasa gundah gulana. Antara bingung, belum tahu mau jadi apa hingga tidak tahu mau berbuat apa selama kuliah di jurusan ini.

Saat berbincang dengan para alumni dan dosen-dosen, ada pesan yang cukup membuat saya menggelitik. Salah seorang dosen mengatakan, “Jangan nyumpahi diri sendiri! Karena itu bisa saja jadi kenyataan. Jangan pernah bilang kuliah di jurusan KTP madesu. Ucapan bagian dari doa, bahkan bisa saja memang itu sebuah doa.” Begitu kata salah seorang dosen yang pernah menjadi Ketua Jurusan.

Hal ini mengingatkan saya waktu masih jadi ‘siswa’ di jurusan KTP. Banyak teman-teman seangkatan saya mengatakan hal yang sama yang tadi dianggap “nyumpahi diri sendiri” oleh salah seorang dosen tadi. Memang pada saat awal-awal masuk kuliah di jurusan ini, muncul begitu banyak pertanyaan dan juga semacam kekhawatiran. Pertanyaan itu bisa muncul sebagai bentuk kekhawatiran itu tersendiri atau mungkin saja kekhawatiran yang menumbuhkan pertanyaan.

Selama saya belajar di jurusan KTP hanya satu hal yang saya lakukan. Mencari ILMU. Yah, itu yang bisa saya lakoni selama menjadi bagian dari jurusan KTP. Tidak ada kemungkinan lain selain bersungguh-sungguh mencari ilmu. Pertanyaan dan kekhawatiran tadi bukan berarti tidak bergelayut di dalam benak saya, sudah barang tentu sayapun merasakan hal yang sama seperti teman yang lain. Teman-teman kuliah saya banyak mengeluhkan selama kuliah di jurusan KTP ini mau jadi apa, kerja di mana, lembaga mana yang mau menerima lulusan KTP? Barangkali itu pertanyaan yang sekaligus menjadi semacam kekhawatiran mahasiswa KTP. Tidak jelas mau jadi apa.

Sekarang, bagaimana apabila logikanya kita balik? Anda kuliah itu dalam rangka mencari ilmu atau dalam rangka mencari pekerjaan? Konsep kuliah kita luruskan terlebih dahulu. Bukankah kuliah itu bukan soal nanti mau menjadi apa atau nanti mau bekerja di mana? Kampus merupakan salah satu tempat yang memiliki sumber ilmu. Sarana untuk belajar, menempa diri dan membangun karakter. Kenapa kita tidak bersungguh-sungguh untuk belajar dan mencari ilmu tenanan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun