Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Strategi AI Sukses Dimulai dari Bussiness Process Review yang Kuat

21 September 2025   10:00 Diperbarui: 20 September 2025   10:55 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: artificial intelligence (Foto: freepik.com)

Artificial Intelligence (AI) dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi jargon utama di dunia bisnis global. Dari perusahaan rintisan hingga korporasi raksasa, semua berlomba-lomba memamerkan strategi AI mereka. Ada yang meluncurkan chatbot untuk melayani pelanggan, membangun sistem rekomendasi produk, hingga berinvestasi besar dalam pengembangan model prediktif. Seakan-akan, tanpa AI, sebuah bisnis akan segera tergilas zaman.

Namun, euforia ini kerap menimbulkan jebakan: pola pikir "AI first" tanpa melihat kondisi internal perusahaan terlebih dahulu. Padahal, AI bukanlah sulap yang bisa langsung menyelesaikan masalah. Teknologi ini baru akan powerful jika ditempatkan pada titik yang tepat dalam alur kerja organisasi. Jika tidak, investasi raksasa berisiko menjadi sia-sia karena tidak menyentuh akar persoalan.

Kuncinya ada pada satu hal yang sering terlupakan: business process review.

Fondasi yang Terabaikan

Business process review dapat diibaratkan sebagai "general check-up" bagi perusahaan. Sama halnya dengan tubuh manusia yang butuh evaluasi kesehatan berkala, organisasi pun perlu menilai apakah alur kerja internalnya masih sehat, relevan, dan adaptif.

Banyak perusahaan yang tetap menjalankan prosedur lama meski konteks bisnis sudah berubah drastis. Ada kebijakan yang diwarisi dari dekade sebelumnya, tetapi terus dipertahankan dengan alasan "sudah dari dulu begitu." AI kemudian ditempelkan ke dalam proses yang usang ini, bukan menyederhanakan alur, justru menambah kerumitan.

Alih-alih menjadi solusi, AI berubah menjadi beban tambahan.

Suara Karyawan: Data yang Sering Diabaikan

Salah satu aspek penting dalam business process review adalah melibatkan karyawan. Mereka adalah aktor utama yang sehari-hari bersentuhan dengan proses bisnis. Dari merekalah informasi paling jujur bisa digali: tugas mana yang repetitif, prosedur apa yang menghambat, dan interaksi mana yang sering menimbulkan salah komunikasi.

Contoh sederhana, laporan bulanan yang terus dibuat manual, entri data yang rentan salah, atau alur approval yang berbelit. Semua itu bisa menjadi kandidat utama untuk otomasi berbasis AI. Demikian pula kebutuhan spesifik: tim penjualan ingin insight prediktif tentang prospek potensial, sementara divisi HR membutuhkan pemetaan sentiment karyawan untuk menekan angka turnover.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun