Akhirnya, yang dinanti puluhan ribu pendukung Bayern Mnchen di seluruh dunia tiba juga: Bayern resmi menjadi juara Liga Jerman 2024/25. Dan di balik euforia itu, ada satu nama yang mungkin paling mencuri perhatian: Harry Kane.
Keberhasilan Bayern musim ini dikunci bukan hanya lewat performa mereka sendiri, tetapi juga "bantuan tak langsung" dari rival terdekat, Bayer Leverkusen. Dalam laga pekan ke-32 di Europa-Park Stadion, Leverkusen ditahan imbang 2-2 oleh SC Freiburg. Hasil itu membuat koleksi poin Leverkusen (68 poin) tak mungkin lagi menyamai Bayern yang sudah mengantongi 76 poin, meskipun kompetisi masih menyisakan dua pekan.
Yang menarik, Bayern sebenarnya bisa saja memastikan gelar lebih cepat. Namun, hasil imbang 3-3 melawan RB Leipzig sehari sebelumnya membuat para penggemarnya harus menahan napas sedikit lebih lama. Untungnya, Freiburg "menolong" mereka untuk menutup cerita musim ini dengan klimaks yang manis.
Harry Kane: Juara yang Terlambat, tapi Tidak Terlambat
Di antara para pemain Bayern, sorotan terbesar jatuh kepada Harry Kane. Bagi striker asal Inggris ini, gelar Liga Jerman menjadi major trophy pertama sepanjang karier profesionalnya sejak debut di 2010. Sebelumnya, Kane hanya berstatus sebagai "raja tanpa mahkota"---top skor di Liga Inggris, pahlawan Tottenham Hotspur, namun tanpa satupun trofi utama di lemari pialanya.
Daftar "nyaris juara" Kane bahkan panjang: runner-up Piala Liga Inggris (2014/15, 2020/21), runner-up Liga Champions (2018/19), hingga finalis Euro bersama Timnas Inggris (2020, 2024). Tak heran, keberhasilan di Jerman ini terasa bukan hanya sebagai pencapaian profesional, tetapi juga sebagai semacam pelipur lara bagi perjalanan panjang seorang pesepak bola yang begitu konsisten namun sering tak terhadiahi trofi.
Bayern dan Kultur Juara
Prestasi Bayern musim ini memperpanjang dominasi mereka di Bundesliga. Klub Bavaria ini bukan hanya sekadar menang; mereka adalah simbol kultur juara yang melekat kuat dalam DNA tim. Meski sempat tersandung musim lalu, musim ini Bayern kembali menunjukkan bahwa mereka tahu cara untuk bangkit, konsisten, dan menyelesaikan musim di posisi puncak.
Di balik keberhasilan ini tentu ada banyak faktor: kedalaman skuad, mentalitas pemain, kualitas manajerial, dan tentu saja, kepemimpinan dari pemain-pemain seperti Kane yang memberi energi baru. Bayern bukan hanya tim dengan pemain bintang; mereka juga tim yang tahu cara mengelola ego, membangun kolektivitas, dan menjaga momentum hingga garis akhir.
Catatan untuk Leverkusen dan Liga Jerman