Prospek Beras ASEAN 2023, Dapatkah Kita Bertahan?
Beras merupakan komoditas pertanian dan penting di ASEAN, dan dikonsumsi mayoritas warga ASEAN. Diperkirakan konsumsi beras ASEAN mencapai 100 kg perkapita per tahun. Tingginya konsumsi beras ASEAN yang penduduknya mencapai sekitar 700 juta jiwa, maka ketersediaan dan system informasi nya sangat diperlukan. Bahkan di Indonesia sebagai negara terbesar ASEAN dengan jumlah penduduk hampir separuh ASEAN (sekitar 40%), maka beras bukan hanya menjadi komoditas strategis, bahkan dapat menjadi komoditas politik.
Prospek Beras ASEAN untuk tahun 2023 berfasarkan Laporan ASEAN Agriculture Commodity Outlook (ACO) yang saya peroleh dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PUSDATIN) Kementerian Pertanian, diperkirakan pasokan beras ASEAN meningkat sekitar 6,45% dari 163,97 juta ton beras giling pada 2022 menjadi 170,42 juta ton pada 2023 atau terjadi kenaikan 6,45 juta ton. Peningkatan pasokan tersebut sebagian besar disebabkan oleh peningkatan stok cadangan (carry over) dari tahun sebelumnya dari hasil produksi Negara Anggota ASEAN.
Stok awal beras diperkirakan meningkat 19,33% atau 6,10 juta ton dari 31,56 juta ton pada 2022 menjadi 37,66 juta ton pada 2023. Produksi beras pada 2023 diperkirakan berjumlah 128,14 juta ton, naik dari 127,80 juta ton pada 2022 atau naik 0,26 persen. Impor diperkirakan meningkat 0,43% atau mengalami kenaikan 0,02 juta ton dari 4,60 juta ton pada 2022 menjadi 4,62 juta ton pada 2023. Berdasarkan data yang ada, ekspor beras diperkirakan meningkat 8,21% dari 17,42 juta ton pada 2022 menjadi 18,85 juta ton pada 2023. Rasio produksi terhadap pemanfaatan dalam negeri (rasio swasembada) untuk daerah diharapkan menjadi 116,56% pada 2023. Rasio stok awal terhadap pemanfaatan dalam negeri (rasio ketahanan pangan) diperkirakan 34,26 persen pada 2023
Jadi berdasarkan Laporan ACO, ASEAN dapat bertahan karena memiliki surplus beras. Ketersediaan pangan, khususnya beras harus dijaga ketersediaannya maupun sistem informasinya yang valid dan akurat. Dukungan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian selaku pembina badan sektoral akan menjadi sinergi kuat dalam menjadi bagian sistem pangan ASEAN.