Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money

Interview Session: Berkebun Sehat ala Nusafarm

29 Mei 2021   16:38 Diperbarui: 29 Mei 2021   16:44 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemic corona membuat gerak semua orang menjadi terbatas. Kita tidak bisa leluasa untuk pergi keluar rumah. Untuk menyibukkan diri, dan mengganti waktu beraktifitas diluar rumah, banyak dari kita melakukan kegiatan didalam area rumah. Berkebun merupakan salah satu alternative untuk beraktifitas di seputaran rumah. Lewat berkebun bukan saja badan kita menjadi berkeringat, tapi juga menjadi lebih segar. Tubuh kita menjadi lebih sehat. Bisa dibilang ini juga merupakan cara ampuh mengatasi kejenuhan pada saat pandemic.

Dokumen Pribadi Nusafarm
Dokumen Pribadi Nusafarm
Kita bukan saja mendapatkan tubuh yang bugar saat berkebun, tapi juga keindahan tanaman yang asri. Dan apabila kita bercocok tanam, sayuran untuk dikonsumsi, maka kita juga bisa mendapatkan asupan gizi dari sayuran segar yang kita tanam. Tanpa kita sadari, bumi yang kita tinggalipun udaranya menjadi lebih bersih. Karena kita menanam tumbuh-tumbuhan. Di Jogjakarta terdapat sebuah usaha perkebunan mini, yang dimotori seorang anak muda, yang memiliki kecintaan pada lingkungan. 

Menurut Bondan Nurmanto, selaku pemilik usaha perkebunan Nusafarm, usaha ini berdiri sudah hampir satu tahun. "Bisnis Nusafarm ini sudah berjalan hampir satu tahun. Lebih tepatnya sebelum pandemic corona melanda". Nama Nusafarm sendiri diambil dari dua huruf nama Bondan. "Nama Nusafarm diambil dari dua huruf depan anak saya, Nurul Fauqol Nuri dan Satria Putra Jaya".

Dokpri.Nusafarm
Dokpri.Nusafarm
Perbincangan saya siang itu, begitu santai. Kami duduk dikebun Nusafarm yang tertata apik. Diceritakan Bondan, bahwa ia awal memulai bisnis perkebunan Nusafarm adalah sekedar menjalankan hobi saja. Sebelum berfokus diusaha tanamannya, Bondan lebih dulu aktif di kelompok tani kampung Ngudi Mulyo-sebuah perkumpulan yang berfokus untuk pengembangan pertanian. "Jadi kami di kelompok tani Ngudi Mulyo, membentuk ketahanan pangan mandiri, dalam lingkup kampung. Setelah kami dirasa cukup banyak pengetahuan, kami dianjurkan mampu membuat ketahanan pangan mandiri, untuk keluarga masing-masing. Mulai dari sayuran, perikanan dsb. Pokoknya untuk kebutuhan sayur harian".  

Dokpri.Nusafarm
Dokpri.Nusafarm
 Sebagai entrepreneur muda, penggerak bisnis perkebunan, Bondan ingin agar orang-orang yang membeli tanaman di Nusafarm, bisa mempunyai ketahanan pangan mandiri. Maka dari itu ia mengkampanyekan, pada public, agar mereka bercocok tanam dirumah. "Kami menggalakkan pada public agar mereka menanam sayur dirumah, sebab itu akan menumbuhkan ketahanan pangan mandiri. Sesuai dengan yang diinstruksikan oleh pemerintah," pungkas Bondan.

Dokpri.Nusafarm
Dokpri.Nusafarm
Mengenai jenis tanaman yang dijual di Nusafarm, Bondan menjelaskan kalau saat ini ia masih berfokus pada dua jenis tanaman saja. "Tanaman yang saya jual adalah jenis sayuran,buah. Bisa kita lihat disini ada sawi, ketela, cabe, seledri dan terong yang sedang kita garap. Tanaman yang memiliki masa panen pendeklah. Kalau untuk tanaman hias, baru jalan sekitar tiga bulan ini," jelas ayah dua anak ini.

Dokpri.Nusafarm
Dokpri.Nusafarm
Berbicara mengenai harga, rate tanaman yang dipatok di Nusafarm cukup terjangkau. Bondan menjelaskan bahwa ia tidak hanya berbisnis semata, namun ia ingin berbagi juga dengan masyarakat. "Rate harga dari pembibitan mulai harga Rp 3.000,-, sampai yang paling mahal itu Rp 25.000,-, per bibit". Pembedanya adalah jumlah daun pada tanamannya. 

"Kalau Rp 3.000,- itu masih pembibitan, jumlah daunnya baru dua atau tiga lembar saja. Baru dilanjutkan ke pembenihan, pada fase ini harga masih terjangkau untuk tanaman sayur. Kalau untuk terong yang sudah jadi Rp 15.000,- , lalu sawi pagoda per polybag yang sudah jadi bisa sampai Rp 25.000,-. Harganya masih cukup terjangkau kok untuk masyarakat. Karena tujuan kita, sebagian juga memang untuk berbagi dengan masyarakat". Suasana di perkebunan Nusafarm cukup teduh pagi itu, sambil menyeruput kopi hangat, kami berduapun larut dalam pembicaraan megenai tanaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun