Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Harumnya Ayam Bakar Shadu Rasjidi

20 Mei 2019   16:37 Diperbarui: 20 Mei 2019   18:10 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara dawai bass yang mengalun terdengar syahdu. Persis seperti namanya Shadu Rasjidi. Tidak ada gerakan dari jemarinya yang terbuang sia-sia, semua dilakukannya dengan presisi. Satu demi satu fret bass dijelajahinya, mirip seorang ksatria berpedang yang menaklukan medan perang. 

Setiap wanita yang melihatnya pasti terpukau dengan kemahirannya bermain bass. Belum lagi paras tampannya yang membuat mata wanita sulit berkedip. Badannya yang tinggi-tegap membuatnya mudah dikenali dan menjadi pusat perhatian. Shadu Rasjidi merupakan, putra dari keybordis kondang Idang Rasjidi.

     Nama Shadu Rasjidi sendiri tercatat sebagai basis di grup musik Dewa Budjana. Sebagai seorang basis, dirinya cukup populer dikalangan artis indonesia, malahan ia sempat menjadi sesion player bass untuk mengiringi diva pop Andien Aisyiyah dalam bernyanyi. Kiprah Shadu Rasjidi di bidang musik juga terbilang gemilang. Dirinya pernah bermain satu panggung bersama Mohini Dey-basis dari Steve Vai band-salah satu virtuoso gitar kelas dunia.

     Sebagai seniman ternyata Shadu Rasjidi juga memiliki usaha dibidang kuliner. Usaha kuliner yang dijalaninya berawal dari kesukaanya menyantap ayam bakar buatan sang istri. "Jadi awalnya ini bisnis istri saya. Dulu masih dijual secara rumahan. Saya suka rasa ayam bakar buatan istri, karena ukurannya yang besar", jelas Shadu. Rasa ayam bakar buatan istrinya dulu, diakui Shadu cukup tipikal-seperti ayam bakar pada umumnya. "Ayam bakar istri saya, dulu rasanya kayak ayam bakar kebanyakan orang-manis", ujar ayah dari seorang putri kecil ini.

Berangkat dari hal inilah, Shadu lalu berinisiatif, bagaimana kalau ayam bakar buatan istrinya dimodifikasi lagi. "Karena ide saya ini, saya sama istri lalu memutuskan untuk membuat rasanya menjadi asin, kamipun menggodok ramuan bumbunya lagi, dan akhirnya jadilah ayam bakar bercita rasa asin ini", tambah Shadu.

     Perjalanan Shadu bersama sang istri dalam menjalankan bisnis kulinernya sempat berliku dan tidak mulus. "Dulu kita buka usaha ayam bakar ini di Kemang, Jalan Bangka. Tapi sekarang pindah ke ruko didaerah Sawangan", terang Shadu. Sebagai pebisnis di bidang kuliner, Shadu mengakui bahwa usahanya ini merupakan penyeimbang dirinya sebagai musisi. 

"Saya senang menjalani dua profesi ini. Sebagai musisi, tapi juga pengusaha ayam bakar". Tidak terkecuali istri Shadu, yang merasakan passionnya dibidang memasak tersalurkan. "Melalui usaha ayam bakar ini, saya bisa mendapatkan keseimbangan dalam hidup, begitu juga istri saya. Kita saling bersinergi dalam mengelolanya", ujar Shadu.

Bagi Shadu pelajaran hidup juga didapatnya saat menjalankan bisnis kulinernya ini. "Kalau dulu saya suka komplain, kenapa pesanan makanan saya datangnya lama, sekarang saya bisa mengerti gimana rasanya dikomplain pelanggan", ujar Shadu tertawa lepas. Pelajaran tentang manajemen waktu dan komitmen juga dirasakannya. "Sebagai pemilik usaha ayam bakar saya belajar banyak tentang manajemen waktu dan komitmen", kata pria rendah hati ini.

Cerita seru juga dipaparkan Shadu saat menjalankan usahanya. "Kalau saya biasanya main bass ditepokin..prok..prok..prok.., ini kalau diwarung saya ditepokin..prok..prok..esnya tambah satu...", ucap suami dari Selvia Shah ini. Dibalik sebuah merk pasti memiliki sejarahnya sendiri. Sama halnya juga dengan Ayam Bakar Fitness milik Shadu. Atau kalau disingkat menjadi ABASS (Ayam BAkar FitneSS). 

Proses pemilihan namanya juga menjadi sesuatu yang menarik. "Tadinya kita bingung mau pakai nama apa, Ayam Bakar Gede (ABG), atau Ayam Bakar Fitness (ABASS) ?, akhirnya karena ABASS ada hubungannya dengan passion saya, jadinya kita milih yang ABASS". Untuk urusan logo, Shadu juga punya cerita tak kalah seru. "Logo kami nantinya mau dibuat gambar ayam badannya berotot (karena binaragawan) dan gosong gitu", terangnya sambil tertawa.

Target market yang dituju ABASS sendiri adalah kalangan umum. "Diruko Sawangan ini kami menargetkan pasarannya adalah kalangan umum.            Alhamdulilah pelanggannya ada aja yang dateng, mulai dari pelanggan tetap, orang yang pesan buat gathering arisan dan orang yang lewat", ujar pria yang kerap memakai bass berdawai enam ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun