Mohon tunggu...
Bens
Bens Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Musafir Malam

Kata Hati Mata Hati ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lonte

16 Maret 2020   23:48 Diperbarui: 17 Maret 2020   00:29 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : Manet | bbc.com

Kadang miris mendengar kata LONTE, dalam benak seakan sosok yang sangat hina bahkan kalau bisa tak mendapatkan tempat hidup di dunia ini

Lonte, semua tahu profesinya dan semua orang tahu gaya hidupnya. Dan mereka juga mempunyai standard life style sesuai dengan lingkungan komunitasnya

Lingkungan komunitas sangat kompleks mengukur kelas life style mereka, menyesuaikan dengan kelas tamu-tamu yang datang dan kondisi kota yang mereka diami

Kadang miris mendengar kata LONTE, dalam benak seakan sosok yang sangat hina bahkan kalau bisa tak mendapatkan tempat hidup di dunia ini

Lonte, semua tahu profesinya dan semua orang tahu gaya hidupnya. Dan mereka juga mempunyai standard life style sesuai dengan lingkungan komunitasnya

Lingkungan komunitas sangat kompleks mengukur kelas life style mereka, menyesuaikan dengan kelas tamu-tamu yang datang dan kondisi kota yang mereka diami

Kita pasti ingat Sarkem atau Pasar Kembang di Jogjakarta. Lingkungan dekat stasiun yang bersliweran banyak ragam profesi kehidupan, seperti preman - pencopet - tukang becak - tukang ojek dan sebagainya, tanpa sadar para Lonte atau Penjaja Seks Komersial ( PSK ) mengikuti alur kehidupan itu. Mereka sering betebaran dipinggir jalan dan tak segan-segan berbicara bercanda secara gamblang gaduh berteriak. Beda kelas dengan kelompok elite, yang bayarannya pun berkelas

Namun siapakah mereka ?
Kerap mereka menjadi tumpuan kenyamanan pelanggannya, kerap mereka menjadi istri kedua, dan kerap mereka menjadi sasaran kemarahan tamunya

Mereka harus siap dengan segala mental, menghadapi tubuh pelanggan yang belum tentu bersih, bau alkohol, bahkan permintaan hubungan sexual yang tak lazim

Mereka bisa menjadi eksperimen seks oleh tamunya, dan tak sedikit merekapun harus bertaruh nyawa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun