Mohon tunggu...
BEM FEM IPB
BEM FEM IPB Mohon Tunggu... Lainnya - BEM Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Kabinet Querencia. Narahubung: 082120837694 (Umar) E-mail: ipbbemfem@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Lewat "Ngobrol Pintar (Ngopi)" Kastrat BEM FEM IPB Kembali Adakan Diskusi Program Pemulihan Ekonomi Nasional

11 Oktober 2020   16:10 Diperbarui: 11 Oktober 2020   16:13 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu, 09 September 2020. Kastrat BEM FEM kembali mengadakan acara diskusi ngobrol pintar (ngopi) yang ke empat kalinya, Diskusi ngopi kali ini membahasas mengenai "program pemulihan ekonomi nasional (PEN). 

Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak  Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia. Selain penanganan krisis kesehatan, pemerintah Indonesia juga menjalankan program PEN sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang berdampak pada ekonomi, khususnya sektor informal atau UMKM. 

Diskusi ngopi yang di adakan oleh Kastrat BEM FEM kali ini mengusung tema "Ekonomi RI Jatuh, Program Pemulihan Ekonomi Nasional Efektifkah?"  Prof .Dr. Ir. Hermanto Siregar selaku Kepala Divisi Moneter, Perbankan dan Keuangan Departemen IE FEM IPB dan Ahmad Heri Firdaus selaku peneliti INDEF turut hadir sebagai pembicara.

Dalam paparan nya, "Perkembangan COVID-19 di Indonesia masih terus bergerak dan angka pertumbuhan ekonomi juga semakin merendah. Sehingga pemerintah saat ini seperti mengalami dilema atau trade-off antara melakukan recovery ekonomi tanpa berdampak kepada angka kasus COVID-19 di Indonesia. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk pemerintah melakukan lockdown kembali dan membiarkan pertumbuhan ekonomi rendah sehingga jika kasus sudah selesai maka perekonomian bisa dikendalikan.". (red)

"Kita juga perlu mengawal kebijakan stimulus PEN. Langkah-langkah untuk mendukung kegiatan usaha dan pemulihan ekonomi adalah dengan mengedepankan protokol kesehatan sesuai standar, mengoptimasi utilitas produksi barang yang sedang mengalami lonjakan permintaan, melakukan penyesuaiaan terhadap barang produksi untuk memenuhi permintaan di masa new normal, meningkatkan pelayanan dalam aplikasi secara online.". Ujar Ahmad Heri Firdaus selaku peneliti INDEF.

Hal ini juga di tanggapi oleh Prof .Dr. Ir. Hermanto Siregar selaku Kepala Divisi Moneter, Perbankan dan Keuangan Departemen IE FEM IPB  yang juga menjadi pembicara pada acara kali ini, "Lalu apakah efektif program pemulihan ekonomi nasional ini menurut saya kurang karena jika dilihat dari anggarannya itu sendiri terlalu lambat dan teralalu kecil.

Berbeda dengan yang dikucurkan oleh negara negara lain. Ini menunjukan PEN itu sendiri kurang efektif. Sebenarnya COVID-19 ini hanya mentrigger kita karena sebenarnya sebelum COVID-19 laju pertumbuhan ekonomi juga sudah menurun terus. Saat terkena COVID-19 yang terkena
dampak utama adalah UMKM.

Oleh karena itu harus ditegaskan, kedepannya kita harus memfokuskan dari sumber-sumber mana angka pertumbuhan ekonomi kita akan meningkat. Contohnya seperti pertanian, perkebunan dan maritim yang sebenarnya memiliki prospek yang bagus namun tidak menjadi fokus pemerintah dalam meningkatkan. Harapannya pemerintah tidak salah dua kali dalam memilih-pilihan dalam apa yang harus dikembangkan.

Ekonomi memang penting, tetapi pemerintah harus tegas dalam menentukan siapa dan mana yang harus lebih dulu menjadi fokus utama. Melihat angka pertumbuhan yang terus meningkat dan pemerintah selalu dilema dalam menentukan kebijakan. Selain itu juga perhatikan tenaga medis di Indonesia yang terbatas. Oleh karena itu kesehatan harus diprioritaskan. " ujar beliau.

Sebagai informasi acara ini dihadiri puluhan peserta mahasiswa IPB University yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam keadaaan Ekonomi saat ini serta program PEN yang di keluarkan oleh pemerintah Indonesia. (red )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun