Mohon tunggu...
Bella Aprilia Ainun Rochmah
Bella Aprilia Ainun Rochmah Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Universitas Indonesia

Manusia yang minat untuk terus belajar dan memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pemerataan SDM Kesehatan Masih Menjadi Tantangan Pembangunan Nasional

21 Agustus 2022   21:10 Diperbarui: 21 Agustus 2022   21:19 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tujuan pembangunana nasional Indonesia adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang supaya terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sistem Kesehatan Nasional atau SKN merupakan salah satu wujud upaya pemerintah dimana pengelolaan kesehatan diselenggarakan oleh semua komponen bangsa secara terpadu guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 

Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan salah satu dari 6 subsistem dalam SKN yang menjadi bagian terpenting dalam suatu pelaksanaan upaya kesehatan di masyarakat. SDM Kesehatan dengan jumlah yang memadai dan mampu menjangkau seluruh wilayah di indonesia merupakan suatu keharusan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

SDM Kesehatan di indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan jumlah bahkan selama pandemi COVID-19 yang dimana banyak tenaga kesehatan yang gugur selama menjalankan tugas. 

Berdasarkan data SISDMK Kementerian kesehatan RI, pada akhir 2021 diketahui jumlah SDM Kesehatan yang diberdayakan di fasilitas kesehatan di indonesia sebanyak 1.971.735 orang yang terdiri atas 623.967 tenaga laki-laki dan 1.347.733 tenaga perempuan. 

Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2019 sebelum pandemi covid yang sebesar 1.244.162 orang. Meskipun Jumlah SDM Kesehatan di Indonesia terus meningkat, namun jumlah tersebut masih belum mencukupi kebutuhan tenaga kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan di indonesia utamanya Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan pertama yang di akses oleh masyarakat.

SDM Kesehatan yang belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat serta belum meratanya distribusi tenaga kesehatan menginisiasi pemerintah dalam hal ini menteri kesehatan untuk melakukan perubahan dengan melakukan transformasi kesehatan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024. 

Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa terdapat 6 pilar transformasi kesehatan yaitu Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan dalam menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB)/wabah penyakit/kedaruratan kesehatan masyarakat, Transformasi Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan dan Transformasi Teknologi Kesehatan. 

Bapak Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU selaku menteri Kesehatan RI sekaligus yang menginisiasi tranformasi kesehatan mengatakan bahwa “Jumlah dokter standarnya satu per 1000 penduduk. Kebutuhan di Indonesia masih belum terpenuhi ditambah lagi dengan distribusi yang belum merata. 

Pemerataan SDM Kesehatan yang berkualitas diperlukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui academic health system. 

Academic health system merupakan sebuah model kebijakan yang mengakomodir potensi masing-masing institusi ke dalam satu rangkaian visi yang berbasis pada kebutuhan masyarakat. Konsep ini merupakan integrasi pendidikan kedokteran bergelar, dengan program pendidikan profesional kesehatan lainnya yang memiliki rumah sakit pendidikan atau berafilisasi dengan rumah sakit pendidikan, sistem kesehatan, dan organisasi pelayanan kesehatan. 

Melalui academic health system diharapkan dapat menghitung jumlah dan jenis lulusan SDM Kesehatan dan memenuhi kebutuhan wilayah; Mendefinisikan profil dan value SDM Kesehatan yang diperlukan di wilayah tersebut; serta menentukan pola distribusi SDM Kesehatan yang sustainable mulai dari layanan primer hingga tersier. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun