Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sibuk Terus

14 April 2023   11:02 Diperbarui: 14 April 2023   11:08 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sibuk terus. Semua manusia sibuk terus. Tidak ada manusia yang tidak sibuk. Sibuk tanda hidup. Kesibukan adalah kehidupan. NAFSU kita mendorong diri kita untuk sibuk terus cari makan-minum dan apa saja yang kita butuhkan.  Tentu yang baik, benar dan bagus. NALAR mendorong kita untuk sibuk terus berpikir dan berpikir cari kebenaran.  NALURI mengajak kita untuk terus sibuk berada dekat sesama, mulai dari keluarga sampai masyarakat luas.   NURANI mendorong kita untuk sibuk terus mencari ketenangan. Inilah kerjasama empat unsur dalam diri kita manusia yang menyebabkan kita sibuk terus. Tidur saja pun bahagian dari kesibukan. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Sibuk terus. Apa yang dicari? Apa hasilnya? Tidak pernah ada yang cari celaka. Sibuk terus cari celaka. Tidak mungkin. Jadi? Sibuk terus cari sebaliknya, selamat. Cari selamat. Selamat dari apa? Selamat dari celaka. Celaka apa? Lalu-lintas? Yah. Lalu-lintas kehidupan. Kita hidup ini lalu-lalang, lalu-lintas  ke sana-sini karena cari dan cari. Itu yang membuat kita sibuk terus. Lalu-lintas saja ada rambu-rambu. Lebih lagi hidup. Sibuk jaga dan ikut aturan hidup itu.

Sibuk terus. Kalau sibuk tanpa arah, tidak biasa. Satu arah, yah. Tetap sibuk terus dengan arah yang satu, tertentu, tepat, cepat dan tetap. Orang sibuk tidak suka berlambat-lambat. Itulah tanda hidup. Hidup itu tetap. Hidup yang sibuk tidak berarti ada hidup yang tidak sibuk. Sibuk sekali, itu pun keterlaluan. Sekarang saya tidak sibuk. Itu bohong. Duduk pun sibuk. Sibuk duduk. 

Sibuk terus. Kembali lagi ke pertanyaan, cari apa? Cari empat hal: senang, gembira, puas dan bahagia. Ini empat tingkat tujuan dari sibuk. Empat tingkat ini boleh dilihat juga sebagai empat sisi atau empat bahagian satu keutuhan. Satu kesatuan. Empat hal ini tidak ada sementara tidak ada kekal. Dengan terciptanya diri kita oleh SANG PENCIPTA, empat hal ini sudah ada bersamaan dengan empat unsur dalam diri kita yang ulang-ulang ditulis: NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI.

Sibuk terus. Ini membuat setiap diri kita dan bersama diri-diri yang lain senang, gembira, puas dan bahagia yang sudah ada terus ada dan berkembang sampai tiba pada puncaknya. Di mana? Yah, di haribaan PENCIPTA kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun