Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar Terus

12 April 2023   15:00 Diperbarui: 12 April 2023   15:05 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Belajar terus. Kita ada NAFSU untuk mencari dan menemukan yang baru. Hal ini membuat kita hidup dan terus hidup. Kita ada NALAR untuk terus mengetahui dan mengalami hal-hal yang baru. Pengetahuan dan pengalaman baru membuat kita tetap gembira dan lupa akan penderitaan dan keluh-kesah. Kita ada NALURI untuk selalu menemui orang yang kita cintai dan mau mengulangi pertemuan itu sebagai penyegaran dalam hidup. NURANI kita selalu mendorong kita untuk menjadi pribadi yang tenang dan penuh kedamaian bathin.

Belajar terus. Kita belajar. Apa yang dipelajari? Segala hal. Ada yang mengajar. Setiap saat itu adalah kesempatan untuk belajar. Hidup ini sebenarnya rentetan dari belajar ke belajar. Inilah yang kita sebut dengan istilah belajar terus. Hasil dari belajar terus itu ada empat sesuai dengan empat unsur yang ada dalam diri kita sebagai perangkat kepribadian kita. Karena belajar terus, NAFSU terpenuhi dan kita senang. Belajar terus membuat NALAR kita semakin cerdas dan itu membuat kita gembira. 

Karena belajar terus, NALURI kita terpenuhi dengan perjumpaan yang  membuat kita puas. Belajar terus membuat NURANI kita menimba ketenangan dan itu yang namanya bahagia. Senang, gembira, puas dan bahagia adalah empat unsur yang menyatu dalam diri kita menjadi utuh. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Belajar terus. Bukan hasilnya tapi kesibukan itulah yang membuat kita hidup penuh gairah. Tanpa belajar atau malah berhenti belajar sama artinya berhenti hidup. Tidak mungkin hidup tanpa belajar. Belajar itu bukan sekedar menghimpun hal-hal dari luar tetapi menyalurkan isi dari diri dengan NAFSU yang teratur, NALAR yang segar, NALURI yang tegar dan NURANI yang tenang. 

Belajar terus. Hidup kita menjadi gersang kalau lalai belajar. Belajar itu bukan soal ilmu pengetahuan. Belajar itu soal irama hidup seiring dengan denyut jantung. Belajar itu meniti titian menuju jari-jari yang melambai siap menyentuh dan mengelus pipi kita yang sedang diliputi peluh kepayahan dalam berjalan. Jari-jari siapa? Siapa lagi kalau itu bukan jari-jari dari tangan yang mencipta kita, TUHAN.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun