Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Jujur (14)

9 Desember 2021   16:36 Diperbarui: 9 Desember 2021   16:48 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nalar kita manusia menyadarkan diri kita tentang adanya sesama. Diri kita bukan seorang diri tapi ada bersama diri-diri yang lain. Kalau sesama tidak dihargai sama artinya tidak menghargai diri sendiri. Saling menghargai, wajib hukumnya. Ini Perintah dari TUHAN PENCIPTA kita. Kita manusia sama-sama perlu makanan. Ini muncul dari Nafsu. Nalar kita menjelaskan, jenis tumbuhan atau hewan mana yang dapat dimakan. Makan harus diusahakan, tidak sendiri-sendiri tetapi harus bersama-sama. Ini karya Naluri. Sesama manusia harus tetap saling menghargai mulai dari hal-hal kecil sampai hal-hal besar. Ini perintah Nurani. Dalam hal cari makan ini tidak boleh ada tipu-menipu. 

Nalar mencerahkan kita manusia untuk bertindak benar dalam memperjuangkan kebutuhan manusia. Tidak boleh ikut Nafsu yang negatif, suka berfoya-foya. Dalam memenuhi kebutuhan manusia, kita diingatkan oleh Naluri untuk tetap memperhatikan kepentingan sesama. Tidak boleh kepentingan bersama itu diciderai. Nurani memberikan kita petunjuk untuk tetap menaati peraturan yang baik sesuai Perintah TUHAN untuk saling mengasihi. Tidak boleh Nurani dicemari.

Tindakan KKN, Korupsi-Kolusi-Nepotisme sebagai kejahatan kemanusiaan, muncul dari penyalah-gunaan empat unsur dalam diri pribadi manusia, Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani secara bersamaan. Nalar bermain dan dipermainkan oleh diri kita untuk membuat penyimpangan-penyimpangan dalam mengurus milik bersama, milik rakyat. Nalar beri pertimbangan yang salah, diputar-balikkan untuk kepentingan diri dan orang-orang dekat sambil merugikan orang lain. Seorang kepala di bahagian Pemerintahan, ada tugas melayani kepentingan masyarakat. Uang yang terkumpul dari rakyat, tidak kembalikan kepada rakyat, tetapi dipakai untuk memperkaya diri. Ini hasil Nalar yang penuh dengan dusta dalam diri kepala yang bersangkutan. Inilah yang disebut KKN.

Nalar itu bersih, lurus, jernih, bijak. Semua sifat Nalar ini tidak diindahkan oleh seseorang atau sekelompok orang yang nekat melakukan tindakan kejahatan yang namanya KKN. Kepentingan orang lain diabaikan. Ini kejahatan terhadap sesama manusia, melawan Naluri. Aneh bahwa orang yang melakukan KKN, tidak menghargai sesama,  merasa tenang di hati, padahal itu penipuan terhadap diri sendiri dan terhadap sesama, terlebih terhadap TUHAN PENCIPTA kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun