Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memuliakan Siswa: Dari Lagu 'Stecu-Stecu' Menuju Pembelajaran Mendalam

31 Juli 2025   11:38 Diperbarui: 31 Juli 2025   15:16 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang kelas yang hidup bukan karena materi, tapi karena kepercayaan, partisipasi, dan rasa dimanusiakan. Foto: Freepik.com

"Apakah tujuan kita mengajar hanya untuk menyampaikan materi, atau membentuk manusia seutuhnya?"

"Stecu-stecu... stecu-stecu..."

Suara riuh anak-anak menggema di kelas. Satu per satu siswa berdiri, bergoyang tanpa malu, tertawa bersama, mengajak yang lain larut dalam suasana. Christopher yang biasanya pasif berubah jadi pemimpin senam dadakan. Saya hanya berdiri di pojok kelas, tersenyum. Siang itu, ruang belajar kami hidup bukan oleh buku atau slide PowerPoint, tapi oleh rasa percaya dan suasana yang aman.

Pertanyaan di atas kembali menggema dalam benak saya. Di tengah tuntutan kurikulum, asesmen, dan administratif yang kadang kaku, mudah sekali lupa bahwa siswa bukanlah "tabung kosong" yang perlu diisi. Mereka adalah individu dengan mimpi, emosi, dan potensi besar. Di sinilah letak urgensi pembelajaran mendalam bukan sekadar menyampaikan, tapi memuliakan.

 

Memaknai Ulang Tujuan Belajar

Ki Hadjar Dewantara pernah menegaskan,
"Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat menolong dan menuntun tumbuhnya kodrat itu."

Ini bukan sekadar kutipan usang dari buku pedagogi. Ini adalah prinsip yang seharusnya menghidupkan setiap ruang kelas. Siapa sangka, justru sebuah lagu TikTok yang viral seperti "Stecu-stecu" bisa menjadi gerbang menuju pembelajaran bermakna?

Ice Breaking: Lebih dari Sekadar Pemanasan

Siang itu, pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 9 membahas teks deskripsi materi klasik yang sering dianggap membosankan. Namun suasananya berbeda. Sejak awal semester, kami menyepakati bahwa setiap pertemuan diawali dengan ice breaking, dan uniknya, semua kegiatan itu dirancang oleh siswa sendiri.

Hari itu giliran kelompok "Langit Cerah" memimpin. Mereka memilih senam kecil dengan lagu jenaka "stecu-stecu." Saya hanya memberi anggukan, dan mereka mulai.

Ternyata yang terjadi setelahnya melampaui ekspektasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun