Mohon tunggu...
Pretty Woman
Pretty Woman Mohon Tunggu... Konsultan - Wanita

Tertarik dengan fenomena sosial dan film

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebelum Engkau Menikah

2 Desember 2019   14:19 Diperbarui: 2 Desember 2019   14:39 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepertinya aku mulai jatuh cinta. 

Kami belum bertemu, temanku selalu mengingatkan "salah satu cara agar wanita luluh, laki2 membicarakan pernikahan. Entah dia serius atau tidak kita tidak tahu"

Aku sudah sering mengatakan "aku suka sama abang" Tapi dia sekalipun tidak mengatakannya. Alasannya dikarenakan dia belum bertemu denganku. Membuatku takut bahwa perasaannya bisa saja tidak seperti yang aku pikirkan.

Dia hanya suka berkomunikasi denganku, tertawa bersama, tapi bukan berarti itu perasaan suka dengan pribadiku. Bisa saja hanya perasaan suka karena ada teman ngobrol.

Memikirkannya membuatku sedih. 

Siang hari ini hujan lebat menguyur kota dimana aku berada, aku memikirkan alternatif menghilangkan rasa patah hati apabila kami tidak berjodoh kelak.

1. Aku akan pergi berlibur ke tempat yang jauh dan tersembunyi sebersama sahabat, yang aku tahu pasti akan menemaniku di saat-saat terberat.

2. Aku akan menghilang seperti 10 tahun yang lalu, saat patah hati terberat aku alami. Tidak ada media sosial, ganti no HP, tidak ada satu orang asingpun boleh tahu keberadaan dan kontak ku, karena aku akan memberikan pesan kepada teman dan keluarga untuk bisa menghargai privasiku.

3. Aku pergi ke Papua, memberikan diriku mengapdi disana sambil menyembuhkan luka di hati akibat sudah terlalu berkhayal akan menikah dengannya.

4. Kembali menjadi diriku seperti biasa, hanya saja dengan keinginan lebih besar untuk tidak menikah. Karena jatuh cinta hanya membawa masalah dan konflik batin yang panjang.

Terdengar seperti desperated banget ya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun