Mohon tunggu...
Pretty Woman
Pretty Woman Mohon Tunggu... Konsultan - Wanita

Tertarik dengan fenomena sosial dan film

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebelum Engkau Menikah

2 Desember 2019   14:19 Diperbarui: 2 Desember 2019   14:39 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hold me like you never lost your patience. Tell me that you love me more than you hate me all the time. And you're still mine.

Sepenggal lirik lagu LP kunyanyikan siang ini sambil melakukan percobaan tesis yang tak kunjung selesai.

Tadi malam aku dan mr X 35 tahun kembali berbincang via telepon. Setelah empat jam sebelumnya aku membuat sedikit masalah dengan bersikap kurang dewasa. Tapi dia ternyata cukup sabar menghadapiku. 

Kami membahas anak, aku merasakan kerinduannya untuk memiliki buah hati, pikiranku berkata "apakah ini yang namanya percakapan 2 orang dewasa yang sama2 rindu untuk menikah". 

Aku menyampaikan berbagai kemungkinan, apakah tidak masalah jika aku tidak bisa memiliki anak (oh Tuhan jangan biarkan ini terjadi), apakah tidak masalah apabila lama batu memperoleh anak, apakah tidak masalah jika semua anaknya perempuan? 

Dia menjawab :"aku akan tetap menyanyangimu, tidak masalah, laki2 atau perempuan sama saja, kita bisa angkat anak jika kamu setuju" 

Rasanya ingin menangis terharu, bebanku sedikit bisa teratasi dengan jawaban manisnya. Walau aku tahu wakti bisa merubah segala sesuatu.

Aku kemudian bertanya lagi :"apakah tidak masalah jika pada saat ingin menikah kita melakukan tes kesehatan? Keduanya di tes, baik aku maupun kamu?"

Lagi-lagi dia menjawab "tidak masalah, aku juga ingin menyampaikan pertanyaan serupa"

Aku menjelaskan mengapa tes kesehatan penting :"aku menerima masa lalu kamu, selama tidak menghasilkan anak di massa lalu, aku bisa terima kesalahan kamu. Tapi kita butuh tahu apa saja yang kita bawa sebelum kita menikah, jika masih bisa diobati sebelum pernikahan, maka ada baiknya diobati terlebih dahulu, jika virusnya terlalu berat, kita bisa membatalkan keinginan untuk menikah dengan kesepakatan bersama"

Jawabannya lagi-lagi membuatku terharu. Dia mengiyakan dan menganggap itu penting untuk dilakukan. Aku merasa aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun