Mohon tunggu...
Pretty Woman
Pretty Woman Mohon Tunggu... Konsultan - Wanita

Tertarik dengan fenomena sosial dan film

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mementingkan Kepentingan Golongan diatas Kepentingan Pribadi

9 Oktober 2018   17:37 Diperbarui: 9 Oktober 2018   17:55 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aku besar di tahun 90 an pada saat memasuki dunia sekolah. Jadi terhitung sudah dua kali mengalami perubahan mata pelajaran yang dulunya bernama  kewarganegaraan, yakni pada tahun 1994 :  Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan  dan pada tahun 2003: Pendidikan Kewarganegaraan. Salah satu ajaran yang paling aku ingat ialah : "mementingkan kepentingan golongan diatas kepentingan pribadi". Dulu menghapalnya saja susah, padahal kalau disadari pelajaran tersebut sudah kita terapkan sehari-hari. 

Contohnya disaat mama kita masak masakan kesukaan kita, kita harus mementingkan kepentingan golongan (mama papa adik kakak) yang juga suka dengan masakan itu, kita tidak boleh menghabiskannya seorang diri. Receh ? iya sih... tapi kalo tidak diterapkan dapat menimbulkan perang saudara lho. Naik tingkat sedikit, masih mengenai makanan. Contoh konkret kita mementingkan kepentingan golongan diatas kepentingan pribadi : Makan siang di rumah makan padang (contoh saja bisa rumah makan lain), keputusan kita berhenti makan di rumah makan padang berdampak pada banyak pihak :

1. Mengurangi pendapatan tukang parkir (Rp. 3000,-)

2. Mengurangi pendapatan pemilik rumah makan (Rp. 22.000,-)

3. Mengurangi pendapatan pemerintah dari bidang pajak (Rp. 2.200,- dari pajak 10%)

Kerugian kita sekali berhenti makan : 27.200,-

Jadi kesimpulan yang mau aku katakan ialah:

Kita terkadang pusing memikirkan politisi yang banyak tingkah, sudah ketahuan korupsi masih PD nyalon jadi wakil rakyat. Kalimat yang mengikutinya di surat kabar berbeda dengan kalimat di spanduk pinggir jalan. Di koran bisa jadi judulnya : Mr x tertangkap tangan KPK dengan uang sebesar xxx. Pada saat dia mencalonkan diri judulnya berubah menjadi "untuk kota Z sejahtera... coblos nomor 0".  Kita pusing melihat politisi yang sudah ketahuan berbohong tapi masih sesumbar punya ide untuk menyelamatkan bangsa dari kerugian. Kita pusing melihat tingkat politisi yang suka kawin, sebentar dia pergi dengan artis A, tak lama nikah siri dengan artis B, kemudian ketahuan tinggal serumah dengan si C. 

Kita kesel, kita mengumpat, kita gosipin sepanjang hari. Terkadang menjadi bahan status update di media sosial kita, berusaha mendapatkan dukungan untuk membenarkan apa yang kita percayai. 

Masalahnya hanya satu kawan.... Kepentingan golongan diatas kepentingan pribadi.

Perkara kita berhenti makan siang di rumah makan padang sekali dalam sehari saja sudah menimbulkan kerugian sebesar Rp 27.500,-. Apalagi politisi yang bermodal ratusan bahkan milyaran rupiah. Yang dirugikan dia bukan hanya sekelas rumah makan, tapi bisa jadi satu perusahaan dengan sekian puluh ribu pegawai. Atau organisasi dengan ratusan ribu pengikut setia. Atau keluarga yang harus dinafkahi mulai dari kakek nenek bude pakde ponakan cucu anak istri sah, istri sirih, istri kedua, istri ketiga, suami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun