Diawali dari laporan Pak Mahfudz tentang tindak tanduk Nazarudin kepada SBY yang tidak segera ditindak lanjuti.
Tujuh bulan kemudian Mindo Rosalina tertangkap tangan melakukan suap, yang kemudian membawa-bawa nama Nazarudin.
Tertangkapnya Rosa dan membawa-bawa Nazarudin ini kemdian seolah menjadi pengingat dan pemicu bagi SBY untuk memecat Nazarudin.
Kemudian, untk menggalang tekanan pers dan public, SBY meminta Pak Mahfudz berbicara didepan public, untuk menceritakan apa yang pernah diceritakan Pak Mahfudz kepadanya.
Walhasil, atas tekanan dan kecaman pers dan public, atas nama Dmokrat, SBY memecat Nazarudin sebagai bendahara umum partai.
Satu hari sebelum KPK mengeluarkan surat cekal, Nazarudin melarikan diri ke Singapura.
Pada kejadian ini, hampir bisa dipastikan bahwa sebagian besar rakyat mencurigai bahwa ada kebocoran informasi cekal atas Nazarudin tersebut. Hal ini dikuatkan dengan pengakuan dari beberapa oknum KPK, yang pernah berhubungan dan punya kedekatan dengan Nazarudin.
Dengan segala cara, koleganya di Demokrat berusaha meyakinkan public, bahwa kepergian Nazarudin ke Singapura adalah dalam rangka berobat, dan akan segera kembali setelah sembuh.., bukan melarikan diri.
Waktu berlalu...
Kepulangan Nazarudin yang ditunggu-tunggu, tidak pernah terjadi. Alih2 pulang untuk memenuhi panggilan KPK, Nazarudin malah bernyanyi.
Dalam nanyiannya, kita semua tahu banyak nama2 yang disebut, dituduh turut serta memperebutkan dan atau menikmati uang APBN.
Dari koleganya di DPR, koleganya di Demokrat termasuk anak president.., sampai ke personil2 di KPK, ikut serta dalam memperebutkan dan atau menikmati uang APBN, katanya.
Bahkan kemenangan ketua umum partainya dalam pemilihan ketua umum, di sebut2 mempergunakan uang komisi dari APBN juga.
Seiring perjalanan waktu, Nazarudin terus bernyanyi, dari mulai sekedar sms, bbm, telewicara yang disiarkan oleh media online dan televisi.., sampai dengan penayangan melalui Skype...
Nyanyiannya yang intens, yang diperkuat dengan menunjukan bukti2 yang dia punya, termasuk pernyataan dari beberapa orang2 dekatnya, serta pengakuan dari beberapa orang yang disebut namanya, akhirnya dapat membentuk opini publik, bahwa nama2 yang disebutnya adalah orang2 yang bersalah, karena sudah mempergunakan uang APBN untuk kepentingan pribadi, alias Korupsi..
Opini yang terbentuk ini membuat orang2 yang disebut namanya menjadi gerah. Mereka yang semula membela dan berusaha meyakinkan public bahwa Nazarudin sakit dan akan segera kembali setelah sembuh, berbalik menyerang Nazarudin, dan menantang Nazarudin pulang untuk membuktikan segala tuduhannya.
Bahkan salah seorang koleganya yang adalah wanita, mengaku jantan dengan mengatakan kira2 'Nazarudin pulanglah, hadapilah proses hukum secara jantan seperti saya...'.
Nazarudin tidak juga pulang, sementara opini yang terbentuk semakin kuat dan semakin menyudutkan fihak2 yang disebut..
Entah atas nama siapa (Kawanbin atau President), president SBY dihalaman istana sampai harus melakukan konferensi pers, memohohon Nazarudin pulang.
Berikut salah satu beritanya: http://id.berita.yahoo.com/sby-saudara-nazaruddin-pulanglah-063825946.html
Memang, sejatinya mereka benar2 berharap Nazarudin pulang, agar dapat segera bicara dan menunjukan bukti2 atas tuduhannya dipersidangan, KPK yang paling tepat, menurut mereka...
Setelah melalui penangkapan dan pemulangan yang berjalan aneh dan mencurigakan, pulanglah Nazarudin dengan penjagaan dan kawalan super ketat. Aneka kontroversi atas proses pemulangan ini terjadi, baik dari fihak kepolisian, KPK, penasehat hukum, maupun pengamat dan publik.
Kini Nazarudin sudah kembali. Nama2 yang disebut mulai angkat bicara, mengharapkan Nazarudin segera menunjukan bukti2 atas semua tuduhannya dipersidangan KPK, sehingga nama mereka bisa segera bersih. Wajar, karena mereka (dan kita semua) yakin betul, bahwa untuk urusan suap menyuap alias korupsi, mana ada bukti tanda terima...
Tapi apa mau dikata, harapan orang2 yang disebut namanya ternyata harus pupus, dengan keputusan Nazarudin yang memilih pasang badan dan diam membisu.
Bahkan, dengan gaya diam dan pasang badannya, satu tuduhan telah dilemparkan oleh Nazarudin kepada SBY, yaitu penyanderaan atas istri dan anak2nya.
Surat Nazarudin kepada SBY dengan tegas menyatakan, bahwa Nazarudin akan pasang badan, menanggung sendiri semua kesalahan, dan bersedia dihukium se-berat2nya tanpa melalui proses persidangan sekalipun, asal SBY tidak mengganggu anak dan istrinya..
Walhasil.., pulang atau tidaknya Nazarudin, tidak merubah apalagi memperbaiki keadaan. Adanya Nazarudin di tanah air, ternyata tidak serta merta akan menghapus opini yang sudah terlanjur bergulir liar. Bahkan sebaliknya, tuduhan bertambah, dan opini public yang sudah terlanjur tercipta dan bergulir liar, semakin bergerak liar. Kemungkinan bahwa strategi Nazarudin untuk diam sementara, dan baru akan menyanyi lagi pada saat menjelang pemilu nanti, makin memberatkan orang2 yang disebut, termasuk partainya..
Pertanyaan timbul di fikiran saya, akankah SBY kembali meminta kepada Nazarudin..?
Akankah SBY kembali memohon 'Nazarudin bicaralah, karena kami tidak tahu apa rencana anda, dan oleh siapa anda disetir.., bla..bla.., bla..' ?
Atau akankah sampai harus ditambah embel2 '.., saya berjanji akan menjaga dan melindungi anak dan istri saudara.' ?
Walahualam bisawaf...
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI