Mohon tunggu...
Apolonia Beatrix Mbete
Apolonia Beatrix Mbete Mohon Tunggu... -

Saya adalah wanita kecil dengan mimpi yang besar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fenomena Cesar (Apakah Ibu-Ibu Sekarang Takut Lahir Normal?)

15 Mei 2014   00:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:31 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menjadi seorang wanita adalah tanggung jawab yang tidak mudah. Hamil, melahirkan, mengurus anak & suami bukanlah sebuah tugas ringan yang bisa dipandang sebelah mata. Selama 9 bulan seorang wanita harus melewati proses serta tahapan yang tidak mudah. Mual,muntah, nyeri hebat yang ditimbulkan oleh tendangan-tendangan kecil si bayi telah membuat si ibu yang kelihatan lemah berubah menjadi

Kalau pada zaman dahulu para ibu harus bersusah payah melahirkan secara normal yaitu dikeluarkan lewat vagina, zaman sekarang sudah ada pilihan cara melahirkan yang lebih variatif, diantaranya melahirkan di dalam air (water birth) ataupun secara cesar yakni melahirkan dengan cara melakukan operasi bedah pada perut sang ibu.

Pada opsi satu yaitu melahirkan dalam air, sang ibu ketika tiba waktunya untuk melahirkan akan dimasukkan ke dalam kolam berisi air hangat dan melakukan proses partus di dalam air hangat tersebut. Proses kelahiran akan berlangsung dengan normal, ketika sang anak lahir, ia akan menyesuaikan diri dengan kondisi di luar kandungan sang ibu yang hangat. Segera sesudah dilahirkan, ia akan diangkat oleh tenaga medis yang membantu persalinan tersebut dan dilakukan proses pemotongan pusar. Dengan cara ini maka rasa sakit melahirkan yang mendera tidak akan terlalu dirasakan lagi. Air hangat konon dipercaya sebagai salah satu terapi untuk menghilangkan rasa nyeri hebat ketika melahirkan.

Opsi kedua adalah kelahiran dengan cara membedah perut sang ibu atau yang dikenal dengan istilah kedokteran partus cesar. Partus cesar yang lumrah terjadi adalah pertama dibuat sayatan horizontal (mendatar) pada kulit diperut bagian bawah, kadang dilakukan sayatan vertikal, tergantung situasi dan penyulit saat operasi dilakukan, biasanya otot perut tidak perlu dipotong. Selanjutnya dilakukan insisi/sayatan pada rahim, cairan amnion diisap, dan bayi ditarik keluar dengan hati-hati. Ketika bayi keluar, tali pusat dijepit dan dipotong, lalu plasenta dikeluarkan, dan rahim diperiksa secara menyeluruh. Jika tidak ada riwayat operasi caesar yang menyebabkan perletakan pada rahim atau pengangkatan tumor dirahim sebelumnya, maka sampai pada tindakan ini diperlukan sekitar waktu 15 menit. Setelah bayi lahir, plasenta dikeluarkan. Setelah bayi dan plasenta lahir, dokter akan menjahit jaringan yang dipotong tadi. Diperlukan waktu sekitar 30 menit, total tindakan memakan waktu sekitar 60 menit. Biasanya operasi ini dilakukan oleh dua orang dokter, seorang dokter ahli obstetri dan seorang dokter asisten. (Persalinan Dengan Operasi Caesar http://bidanku.com/persalinan-dengan-operasi-caesar#ixzz2h1dZLl5m) Tindakan operasi caesar ini sebenarnya hanya dilakukan jika terjadi kemacetan pada persalinan normal atau jika ada masalah pada proses persalinan yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Keadaan yang memerlukan operasi caesar, misalnya gawat janin, jalan lahir tertutup plasenta (plasenta previa totalis), persalinan macet, ibu mengalami hipertensi (preeklamsia), bayi dalam posisi sungsang atau melintang, serta terjadi pendarahan sebelum proses persalinan.

Saat ini banyak para ibu muda yang disarankan untuk melahirkan dengan cara cesar karena melahirkan normal dipandang sangat menyakitkan dan menjadi momok mengerikan untuk dijalani. Para ibu-ibu yang besal dar desa juga tak luput dari proses partus cesar ini. Mereka sebenarnya memilih untuk melahirkan secara normal tetapi saat ini para dokter obsteri/ahli kandungan di Sumba Timur lebih menyarankan para ibu untuk melahirkan secara cesar. Alasan yang dikemukakanpun beragam ; ada yang mengatakan posisi sang bayi sungsang, dan lain sebagainya.

Sebagai akibatnya para ibu yang berasal dari kampung ini harus menyiapkan ekstra uang untuk biaya partus cesar. Suami mereka yang notabene hanya berprofesi sebagai petanipun harus bekerja ekstra keras untuk mendapatkan tambahan biaya melahirkan sang ibu. Kebutuhan hidup yang semakin menghimpit membuat si miskin tambah terpuruk keadaan ekonominya. Yang menjadi pertanyaan penulis: Apakah para ibu –ibu di Sumba Timur tersebut memang harus melahirkan secara cesar ataukah ada alasan lain yang membuat para dokter menyuruh mereka melakukan partus cesar tersebut?


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun