Mohon tunggu...
Kisah Komunitas
Kisah Komunitas Mohon Tunggu... Auditor - Komunitas Studi Budaya dan Sejarah

Komunitas Studi Budaya dan Sejarah : kisah-grup.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

FASISME - Kapita Selekta Sejarah Dunia

5 September 2019   11:31 Diperbarui: 5 September 2019   11:37 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FASISME - Kapita Selekta Sejarah Dunia

  • Francis Galton
    Francis Galton, dikenal sebagai pendiri teori "eugenetika". Teori eugenetika ini muncul pada pertengahan abad ke-20. Eugenetika berarti membuang orang-orang berpenyakit dan cacat serta memperbaiki 'ras' manusia dengan memperbanyak jumlah individu sehat. Sebagaimana hewan jenis unggul dapat dibiakkan dengan mengawinkan induk-induk hewan yang sehat, maka berdasarkan teori ini ras manusia pun dapat diperbaiki dengan cara yang sama.  Dengan kata lain teori tersebut adalah mempertahankan keunggulan ras melalui pemeliharaan keturunan. Francis Galton menyatakan bahwa langkah-langkah hukum harus dilakukan untuk mencegah "ras-ras rendahan mengotori ras-ras unggul". Tak terelakkan, mereka yang mempercayai Darwinisme, pastilah juga mempercayai eugenetika.

  • Ernst Haeckel
    Ernst Haeckel merupakan pendukung dari teori Darwin dan Francis Galton mengenai teori 'eugenetika'. Ernst Haeckel menjelaskan bagaimana egenetika dapat dilakukan serta membela pembunuhan bayi cacat sejak saat kelahiran. Ia juga menyatakan bahwa orang yang sakit-sakitan, dan yang lemah atau cacat mental harus dimandulkan. Ia menentang perawatan orang-orang sakit karena hal ini dapat menghambat proses bekerjanya seleksi alam.
  • Latar Belakang Terjadinya Praktik Fasisme

    Terdapat banyak kesamaan pada latar belakang sosial dan psikologis dimana negara fasisme terbentuk. Sebagian besar negara-negara tersebut kalah dan rusak parah dalam Perang Dunia I, hingga rakyatnya sangat lemah dan letih,banyak yang kehilangan suami, istri, anak-anak dan orang-orang yang mereka cintai dalam perang. Negara-negara tersebut juga tertimpa kesulitan ekonomi, politik dan perasaan meluas bahwa bangsa mereka mengalami keruntuhan. Rakyat menderita secara material; partai-partai yang beragam itu tak mampu mengatasi masalah-masalah negaranya.
     Pada dasarnya, kemiskinan Italia akibat Perang Dunia I adalah faktor terpenting dalam perkembangan kekuasaan fasisme. Lebih dari 600.000 orang Italia tewas akibat perang itu dan hampir setengah juta orang mengalami cacat.  Negara itu tertekan oleh resesi ekonomi dan angka pengangguran yang tinggi. Seperti halnya negara-negara lain yang lelah akibat perang, bangsa Italia merindukan untuk memiliki kembali kehormatan dan keagungan mereka ke "posisi yang selayaknya".

    Krisis sosial, politik dan ekonomi juga berperan penting dalam pembentukan Nazisme di Jerman. Pengangguran dan krisis keuangan menambah kekecewaan akibat kekalahan dalam Perang Dunia I. Inflasi meningkat hingga tingkat yang jarang dapat disamai. Bangsa Jerman ingin memulihkan harga diri mereka yang hilang dan kembali ke taraf hidup yang lebih baik. Dengan janji untuk memenuhi harapan-harapan seperti ini, Nazisme muncul dan memperoleh dukungan.

    Sasaran Fasisme

    Faktor lain yang membuka jalan bagi fasisme adalah kebodohan dan rendahnya pendidikan dalam masyarakat. Pada umumnya, hal ini mengakibatkan kemunduran tingkat kebudayaan dalam masyarakat. Sebagian besar pendukung fasisme adalah kaum tak terpelajar, mereka berjuang atas nama fasisme, dan menjadi pion bagi kebijakan-kebijakan chauvinistiknya. Karena, ide-ide fundamental yang mendasari fasisme (yakni rasisme, nasionalisme, chauvinisme dan fantasi) hanya dapat diterima luas oleh kalangan tak terpelajar, yang mudah terbujuk oleh slogan-slogan mentah dan sederhana.

    Metode-metode yang Digunakan Fasisme Untuk Berkuasa

    Fasisme mencapai puncak kejayaan pertama kalinya di Italia. Mussolini memobilisasi para tentara, pengangguran dan mahasiswa, dengan slogan-slogan yang meneriakkan kembalinya masa-masa kejayaan Romawi Kuno. Ia memiliki metode-metode yang dibangun dengan kekerasan. Mereka mulai melakukan penyerangan-penyerangan dijalan-jalan terhadap kelompok-kelompok yang mereka anggap sebagai saingan mereka. sebagai hasil perkembangan selanjutnya, kaum fasis Italia akhirnya berkuasa dan Mussolini melarang semua partai-partai politik lain. Beberapa pemimpin oposisi dibuang ke pengasingan di luar negeri, dan yang lainnya dipenjara.

    Begitupun dengan fasis Hitler di Jerman. Hitler melakukan kebijakan-kebijakn seperti yang dilakukan Mossolini. Selain pemaksaan yang tak berperikemanusiaan, Hitler juga menggunakan berbagai metode yang tidak demokratis. Misalnya, ia melarang semua partai oposisi, dan melarang semua perserikatan dagang, sehingga menghapuskan sepenuhnya kebebasan individu.

    Teknik-Teknik Pencucian Otak Oleh Fasisme

    Ada sebuah kekhasan yang sangat buruk pada fasisme dan Nazi Jerman : usaha untuk mencuci otak rakyatnya. Program ini dibangun dengan dua unsur dasar, yakni edukasi dan propaganda. Dalam Mein Kampf , Hitler menulis, "Propaganda adalah sebuah alat, dan karenanya harus dinilai dengan melihat tujuannya... Propaganda dalam perang ini merupakan suatu alat untuk mencapai sebuah tujuan, dan tujuan itu adalah perjuangan demi eksistensi rakyat Jerman. Dalam hal ini, senjata-senjata yang paling kejam menjadi beradab bila mereka mampu membawa kemenangan yang lebih cepat". 

    Rapat-rapat akbar sering diselenggarakan oleh Nazi dengan penuh kemegahan dan dinyanyikan lagu-lagu kebangsaan yang membangkitkan semangat. Acara seperti ini secara khusus ditujukan untuk membangun rasa kagum sekaligus rasa takut sehingga mudah memikat hati rakyat Jerman. Hal yang sama pun juga dilakukan oleh Benito Mussolini dalam memenangkan hati rakyatnya.

    Penekanan untuk Melenyapkan Pemikiran yang Bertentangan

    Sebuah contoh menarik tentang usaha-usaha fasisme untuk mencuci otak masyarakat adalah dengan upacara-upacara pembakaran buku pada Jerman Nazi. Untuk pertama kalinya pada 10 Mei 1933, para mahasiswa Jerman berkumpul di Berlin untuk membakar buku-buku yang berisi pemikiran-pemikiran 'non-Jerman'.  Negara fasis hanya memperbolehkan ideologinya sendiri yang diajarkan. Mereka yang tak setuju dengan ideologi ini diintimidasi sampai dia mau menerimanya. Oleh karena itu, sistem pendidikan dibuat untuk sepenuhnya melayani negara fasis.
     Taktik lain yang digunakan oleh semua rezim fasis adalah menyembunyikan sejarah yang benar dari masyarakat, dan menggantikannya dengan pengajaran sebuah versi khayalan yang mereka tulis sendiri. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah budaya dimana pemikiran-pemikiran kaum fasis dapat berkembang dengan pesat.

    Berhala-Berhala Fasisme: Pemimpin yang Dikeramatkan

    Bagian paling penting dalam fasisme adalah sang pemimpin, yang namanya ditonjolkan dalam setiap aspek kemasyarakatan. Rezim Hitler, Mussolini dan Franco adalah contoh nyata dalam hal ini. Gelar-gelar yang digunakan para diktator ini, "Der Fuhrer", "Il Duce", dan 'El Caudillo", semuanya menyiratkan hal yang sama "pemimpin yang mengetahui segalanya".  

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun