Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keluarlah dari Padang Gurun Kehidupan!

5 Desember 2021   09:04 Diperbarui: 5 Desember 2021   09:23 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan  Minggu 5  Desember 2021

Luk 3:1 Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene, 2 pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun. 3 Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, 4 seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. 5 Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, 6 dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan."

Renungan

Padang pasir di pantai Samas atau Parangtritis Bantul Yogyakarta dapat membantu membayangkan sedikit suasana padang gurun. Padang gurun sebagai padang pasir yang luas tak terbatas, jutaan kali melebihi luas padang pasir Parangtritis dan Samas. Padang gurun  adalah dataran pasir yang tandus. Luas, kering. tidak ada air, tidak dapat ditanami. Tidak didiami atau  dilintasi orang. Tidak ada jalan. Suasana sunyi sepi. Mengerikan. Bahaya berjalan di padang gurun yang didiami binatang buas, ular. Kadang terjadi hal-hal  ajaib di padang gurun. Fatamorgana dan angin gurun yang panas. Angin puting beliung, awan pasir dan angin debu yang mematikan. Di padang gurun kadang-kadang terdapat semak, padang rumput, Didiami oleh suku-suku bangsa pengembara. Atau tempat para penyamun.  

Bacaan Injil hari ini menarasikan tampilnya Yohanes Pembabtis. Yohanes hadir dalam kehidupan sejarah yang bersuasanakan padang gurun.   Di tengah-tengah sejarah peradaban manusia, hadirlah  Ponsius Pilatus, Herodes, Hanas dan Kayafas. Penguasa politik dan agama akan kongkalingkong bersekutu menghadapi "musuh" bersama. Mereka akan berkolaborasi melenyapkan tokoh-tokoh kehidupan, seperti Yohanes Pembabtis dan Yesus.

Dalam suasana padang gurun kehidupan yang tandus, kering hampa rohani hati batin spiritual akan bercokol  kuasa roh-roh jahat. Kuasa yang menumbuh suburkan semangat  "homo homini lopus". Kehidupan bersama jadi liar bar-bar ngawur nekad. mansuia menjadi serigala bagi liyan. Suasana hidup panas dengki iri benci hati, garang, ganas berangasan, tak peduli rambu-rambu kehidupan. Dalam sejarah manusia, dimana semangat dan niat bersatu kiblat pada pangkat derajat syahwat, hidup terlaknat, gagal jadi berkat, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia. Ketika manusia berkubang dalam kejahatan, Allah mengulurkan tangan. Menawarkan pemerdekaan.

Sikap itu berbeda dan bertolak belakang dengan sikap manusia pada lazimnya. Begitu mendengar teriakan "Copet! Copet!" di pasar tradisional "Kliwonan" misalnya,  langsung terjadi amuk massa.. Pencopet yang tertangkap tangan diamuk, babak belur berdarah-darah atau bahkan tewas dianiaya. Orang jahat yang main hakim sendiri menghukum dengan hukuman yang jauh lebih berat dari yang seharusnya.

Orang-orang yang mengalami padang gurun kehidupan,  jamak menjahati para penjahat pendosa. Mereka tak punya hati, miskin belas kasih. Mereka memandang para penjahat, preman, peminum, pemabuk, pelacur, perampok, pencuri, penodong penipu, dkk sebagai sampah masyarakat. Mereka layak disapu bersih dan dibakar. Bagai "klilip", benda kecil menyelinap di mata, kehadiran mereka  menyakitkan dan mengganggu pandangan mata masyarakat suci saleh saleha. Mereka harus disingkirkan, dikeluarkan dari masyarakat. Dia di-ekskomunikasi. Jalan instan pintas cepat mudah dan efektif adalah disukabumikan. Begitukah sikap Allah?

Kepada pendosa, Allah menawarkan pengampunan. Datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan, menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu!" Kedatangan Yohanes membawa warta sukacita. Pengampunan untuk orang berdosa.  Bertobat adalah syaratnya.

Pertobataan dapat dimaknai seturut nubuat Yesaya "Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.  Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan"

Bertobat berarti mempersiapkan jalan untuk Tuhan. Meluruskan jalan bagi-Nya. Dengan menimbun setiap lembah kelam hidup hina nista rendah jahat dosa. Meratakan setiap gunung bukit sikap arogansi keangkuhan kesombongan, jadi batu sandungan. Meluruskan sikap "slinthat-slinthut sluman-slumun slamet", perilaku serong, bengkok, selingkuh, mendua warna mimikri demi kepentingan diri. Meratakan lekuk-lekuk kehidupan yang membuat liyan terjatuh, terpeleset, terjeglong, tercebur hancur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun