Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memuliakan Allah, Memuliakan yang di Bawah!

19 September 2021   11:17 Diperbarui: 19 September 2021   11:20 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bacaan  Minggu, 19 September 2021

Mrk 9:30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; 31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." 32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. 33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" 34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. 35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." 36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: 37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

Renungan

 Menjelang Pemilu lalu #2019GantiPresiden begitu marak. Andaikata secara pribadi, face to face, Presiden Joko Widodo yang masih menjabat sebagai presiden bertanya dari hati ke hati kepada penggagas tagar itu, siapa nama presiden yang akan diganti? Dalam kejernihan pikiran kebeningan nurani, sebagai sesama anak bangsa, beranikah ia secara jujur dan terus terang menyebutkan nama Joko Widodo?

Bacaan Injil hari ini menarasikan keengganan para murid-Nya yang  tidak mengerti perkataan Yesus, namun segan menanyakan kepada-Nya. Ketika tiba di Kapernaum, Yesus Yesus bertanya, "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" Sebagaimana penggagas #2019GantiPresiden  enggan  menyebutkan nama Joko Widodo secara "blaka suta", blak-blakan, gamblang jelas dan tegas di hadapan presiden, demikianlah para murid-Nya. Dihadapan Yesus, mereka diam, bungkam sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.

Setelah Yesus menampakkan kemuliaan-Nya di atas gunung, Yesus dan murid-murid-Nya berangkat ke Kapernaum melewati Galilea. Ia tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Para murid Yesus  tidak mengerti letak kemuliaan-Nya. Pemahaman mereka tentang kemuliaan Yesus Anak Manusia bersifat politis, karenanya mereka bertengkar memperebutkan  kekuasaan, posisi kursi yang akan mereka duduki. Sementara Yesus mengajarkan kemuliaan-Nya justru karena Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia untuk dibunuh dan tiga hari kemudian bangkit.

Yesus mengoreksi pemahaman para murid-Nya mengenai kemuliaan : "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Siapapun yang ingin dimuliakan manakala memiliki posisi terdahulu, menjadi orang nomor satu, orang terdepan, pemimpin, pembesar, penguasa  ia mesti mau membawakan diri menjadi yang terakhir, bagai ekor, bagian belakang, posisi bawah, rendah, pelayan dan hamba. Pemimpin yang dimuliakan adalah pemimpin yang melayani, menghamba, merendahkan diri serendah-rendahnya, bahkan mau ditolak dan dibunuh demi anak buahnya. Suatu ketika dalam sebuah pertemuan resmi, anak buahnya sebagai pembawa acara, tidak menyebutkan gelar kepala dinasnya  yang didapat di Amerika Serikat. Kepala dinas itu marah besar. Maunya sih  ia mendapat kehormatan, namun yatanya malah memperoleh cibiran.

Selanjutnya untuk memperjelas pengajaran-Nya tentang kemuliaan, Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka. Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:  "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku." Mereka yang mulia adalah mereka yang menyambut liyan yang paling rentan, rawan, kecil, sedikit, minoritas, lemah, ringkih, pinggiran, terusir, tergusur, tidak beruntung alias buntung. Ibu Theresa dari Kalkuta dimuliakan karena ia memanusiakan  orang-orang  terbuang karena beda ipoleksosbudhankamnag. Siapa yang "ngrengkuh", mengayomi, melindungi, menghidupi, membackingi, memihak mereka yang paling kecil lemah miskin dan cacat, sejatinya sedang menyambut Yesus sendiri. Dan siapapun yang menyambut Yesus, sejatinya menyambut Dia, Allah Bapa yang mengutus Yesus. Inilah kemuliaan yang Yesus tawarkan dan wartakan!

Macam apa paham kemuliaan yang dipunya, kemuliaan sejati ataukah imitasi? Termasuk tipe mana, memuliakan diri dengan minta dilayani dinomorsatukan, diprioritaskan, didahulukan ataukah memuliakan diri dengan melayani, memuliakan liyan yang tersingkirkan? Maukah memuliakan Allah dengan memuliakan yang di bawah? Siapakah yang berada di bawah sebagai sasaran konkret tindakan memuliakan Allah?

Yang berkiblat pada si klemit (kecil lemah miskin tersingkir), hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang esa, kuasa dan kasih-Nya tanpa batas. Hidup penuh syukur,  sukacita,  semangat,  jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun