Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tinggalah di dalam Kasih-Ku!

6 Mei 2021   06:33 Diperbarui: 6 Mei 2021   06:37 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan, Kamis  6 Mei  21

Yoh 15:9 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

 

Renungan

Menjadi guru selama tiga puluh lima tahunan, tiap tahunnya selalu ada murid bermasalah. Murid yang suka mbolos, datang terlambat, tidak lengkap berseragam, ribut  berkelahi, memalak, tidur di kelas, dll. Mereka yang berperilaku demikian, ketika ditelusuri latar belakang hidupnya, hampir dapat dipastikan semuanya berasal dari keluarga yang bermasalah. 

Keluarga mereka berantakan. Orang tuanya bercerai. Mereka mengalami kelaparan dan kehausan akan kasih sayang orang tua. Di rumah mereka tidak mendapatkannya, maka di luar rumahlah mereka caper, cari perhatian. Meeka perlu dikasihi, dicintai, diberi perhatian lebih, didampingi secara manusiawi.

Bacaan Injil hari ini masih harus dibaca dalam konteks betapa mendasarnya bersama dan bersatu dengan Yesus, ibarat ranting bersatu dengan pokoknya. Penganiayaan, pengucilan, kesulitan karena nama Yesus selalu siap mengintai mereka, terlebih sepeninggal-Nya. Mereka akan tetap hidup dan berbuah, sekalipun menghadapi aneka penganiayaan dan pengucilan asal setia bertahan bersama-Nya. Bersama dan bersatu denganYesus, mereka akan cakap menanggung segala perkara.

Bersama dan bersatu dengan Yesus pada dasarnya senantiasa berkiblat pada-Nya. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu" Berkiblat pada Yesus berarti berkiblat pada model kasih-Nya. Kasih Yesus kepada mereka, sekualitas dengan kasih Bapa kepada Yesus. Dan tanda tinggal dalam kasih Yesus adalah taat, setia mengikuti kehendak Allah. "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya."

Hal yang luar biasa akan dipetik para murid-NYa, manakala nada dasar dan jalur hidupnya, mereka laras dan tempatkan pada nada natural kehidupan yaitu kasih. Mereka akan mengasihi seperti Bapa mengasihi Yesus. Akan mengasihi seperti Yesus mengasihi murid. Mereka akan mengasihi secara sempurna. Rahmat Allah memampukan mereka melakukannya, sekalipun penuh kerapuhan. Bersama dan bersatu dengan Bapa dan Yesus, segalanya menjadi bisa terlaksana!

Dan dampak luar biasa lain yang akan  mereka petik adalah sukacita. Mereka akan mengalami sukacita. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh" Sukacita adalah buah tindakan mengasihi.. Sekalipun mereka nanti secara fisik tidak lagi bersama Yesus, namun tetaplah se-Roh Kasih.  Meski mereka mengalami penzaliman, pengucilan, persekusi, ketidakadilan, diskriminasi, ancaman, teror, dan sejenisnya, tetaplah mengasihi, jangan gagal dalam mengasihi dan tidak boleh berhenti mengasihi. Mereka yang membenci, mustahil mengalami sukacita.

Apa yang dapat dipelajari dari permenungan ini? Jika posisi diri sebagai pelaku penzaliman, pengucilan, persekusi, ketidakadilan, diskriminasi, ancaman, teror, dan sejenisnya terhadap kekristenan jujurlah sejatinya apa yang didapatkan? Kemuliaan Allah atau kesia-sian, kehampaan kehidupan? Jika posisi diri sedang galau, mempertimbangkan untuk meninggalkan dan menanggalkan Yesus, karena berbagai alasan misalnya perjodohan, kenaikan karir, sukses materi, kecewa terhadap gembala atau anggota gereja, jujurlah sesungguhnya apa yang dicari dalam kehidupan ini? Jika sebagai orang kristiani kini mengalami aneka macam penzaliman, pengucilan, persekusi, ketidakadilan, diskriminasi, ancaman, teror, dan sejenisnya maukah tetap tinggal dalam kasih-Nya?  Yang menempuh jalan kasih-Nya, hidup penuh syukur  sukacita  semangat, jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka,  sehat maupun sakit Ini  misteri. Mengasihi tiada henti!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun