Bacaan, Selasa  13 April 2021 Percakapan dengan Nikodemus  (Yohanes3:7-15)
Yoh 3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. 8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." 9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" 10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? 11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.Â
12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? 13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. 14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, 15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Renungan
Ada banyak pengalaman menarik saat berelasi dengan murid-murid, selama empat puluh tahun jadi guru. Salah satunya saat tiga tahun pertama mengajar. Masih bujangan dua puluh dua tahunan  ada murid yang menjatuhkan cintanya. Lewat surat full puja-puji ala remaja, langsung tembak di tempat. "I love You!", begitu proklamasinya. Surat-surat selanjutnya mengungkapkan"jeroan" isi hatinya.Â
Curhat mengenai keluarganya yang broken, berantakan dan ambyar. Kakak-kakaknya terjerat narkoba. Mbakyunya yang hamil di luar nikah, akibat pergaulan yang salah dan kebablasan. Dia merindukan kehadiran sosok seorang yang mau mendengarkan jeritan hatinya yang paling dalam. Ketika kepercayaan ada segala kenyataan tersembunyi dan rahasia yang ada dengan suka rela akan dibukanya. Relasi pribadi  adalah rahmat.
Bacaan Injil hari ini menarasikan semakin terjalinnya relasi seperti itu. Di tengah suasana hubungan yang tidak harmonis pemuka-pemuka agama Yahudi dengan Yesus, Nikodemus seorang tokoh terkemuka, pemimpin agama Yahudi, anggota Sanhedrin, dari golongan Farisi, menangkap signal kehadiran Allah di dalam diri Yesus. Nikodemus termasuk golongan para rabi, ahli-ahli Taurat yang sangat berpengaruh. Golongan yang berpegang pada Taurat Musa dan adat istiadat nenek moyang.Â
Golongan yang mentaati hukum Taurat dan segala peraturan secara mutlak. Golongan yang menekankan pentingnya menurut dan melakukan hukum Taurat secermat-cermatnya untuk meraih keselamatan. Terhalang oleh ketakutan yang akan mengundang permusuhan dari pihak orang Yahudi dengan akibat pengucilan, Nikodemus mendatangi Yesus saat malam hari. Dengan percakapannya,  Nikodemus membuka diri kepada Yesus. Ia menaruh simpati, bersikap baik  dan mengagumi Yesus. Ia melihat tanda-tanda kuasa ilahi pada-Nya'
Dalam relasi tak dapat dihindari  munculnya pikiran, visi hidup sendiri yang menyelinap, menjadikan gagal paham, salah paham. Atau memahami secara salah. Nikodemus gagal paham mengenai makna dilahirkan kembali. Dirinya sudah tua. "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" Yesus menjawab : "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?Â
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Â Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?" Yesus memprosesnya. Keterbukaan hati Nikodemus pada Yesus merupakan modal dasar untuk dapat memahami kebenaran siapa diri-Nya, Â Â
"Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak ManusiaYesus adalah Dia yang telah turun dari sorga. Karena kebaikan dan kebijaksanaan-Nya Allah dalam Yesus, berkenan mewahyukan diri-Nya dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya. Dalam Yesus, Allah yang tidak kelihatan dari kelimpahan cinta kasih-Nya menyapa manusia sebagai sahabat-sahabat-Nya. Kata Yesus:"Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, Â supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal". Â Â