Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yesus, Narwastu, dan Klilip Kehidupan!

29 Maret 2021   11:24 Diperbarui: 29 Maret 2021   12:39 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bacaan,Senin 29 Maret 2021 Yesus diurapi di Betania. Persepakatan untuk membunuh Lazarus   (Yohanes 12 : 1 - 11)

Yoh 12 : 1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. 2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. 3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. 4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 

6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. 8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." 9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. 10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, 11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.

Renungan

Inikah keadilan Tuhan? Pertanyaan ini muncul setelah sekian puluh tahun tidak bertemu teman-teman sekolah, melihat profil istri atau suaminya yang seakan bertolak belakang 180 derajat. Teman yang dulu dikenal pintar, gantheng atau cantik ternyata beristri atau bersuami kurus, ceking dengan wajah di bawah standar. .Atau teman-temin yang bloon dengan wajah culun super amburadul, eh ternyata malah bersuami atau beristri  tinggi tegap cakep, bahenol, serba aduhai di atas standar. Saya sendiri  dulu termasuk remaja yang bloon bin culunmania. 

Namun ternyata fakta bicara beda. Dibandingkan dengan  istri  teman-teman yang dulu luar biasa ganthengnya, istri saya nampak tidak kalah cantiknya. Kiranya bukan hanya keadilan Tuhan yang terjadi, hukum kehidupan lainnya ikut menentukan. Bukan cakep ayu gantheng tampan membuat cinta, tetapi cintalah yang membuat cakep ayu gantheng tampan! Relasi intim, personal menjadikan liyan begitu bermakna sekaligus menemukan diri hidupnya pun bermakna.

Pengalaman itu membantu merenungkan bacaan Injil hari ini. Relasi Marta Maria dengan Yesus berbeda dengan relasinya Yudas Iskariot dan Imam-imam kepala. Bagi Marta dan Maria, kehadiran sosok pribadi Yesus begitu bermakna. Lazarus kerabatnya yang telah empat hari dikubur, dibangkitkan-Nya. Pengalaman kasih, kebaikan yang didapat dari Yesus begitu mendalam. Maka Marta dan Maria mengadakan perjamuan untuk-Nya. Rasa syukur dan terimakasih kepada-Nya tak terkatakan. 

Perjamuan, makan bersama, simbolik persaudaraan dibuatnya.  Mereka tentu heran dan tak habis mengerti kenapa orang-orang Yahudi, terlebih para para pemuka agamanya begitu nyinyir, antipati, benci, iri dan kiblat dasarnya mau jerat, tangkap, sikat dan bunuh Yesus. Marta dan Maria dengan intuisi keperempuanannya pasti mengetahui cepat atau lambat Yesus yang penuh kasih, baik dan peduli,  akan sungguh disingkirkan. Yesus pasti mereka bunuh. Maka senyampang masih ada kesempatan Maria mau mengungkapkan hormat dan kasihnya kepada Yesus. Minyak narwastu yang begitu mahal, 300 dinar harganya, setara dengan 300 kali upah harian pekerja. digunakan meminyaki kaki Yesus, dan menyeka dengan rambutnya. Bau minyak semerbak harum di seluruh rumah, bau rempah-rempah kematian. Bayangan dilain waktu ia akan melakukan tindakan yang sama, meminyaki tubuh-Nya yang terbujur kaku oleh ulah setan berwajah pemuka agama. Tubuh yang menjadi narwastu sejati kehidupan. Menyatu dengan Sang Tubuh, harum bau kehidupannya.

Relasi  Yudas dan pemuka agama dengan Yesus bertolak belakang dengan relasi Marta dan Maria. Yudas yang pada dasarnya nyaris putus relasinya dengan Yesus, bibit pengkhianatan nampak mulai bersemi. Dengan  kedok mulia, asas manfaat untuk bantu para paria sudra hina papa,  sayangkan tindakan Maria yang boroskan minyak narwastu miliknya. 

Ini dikatakan bukan untuk membantu beneran, melainkan untuk kantongnya sendiri. Sebab ia sebagai bendahara komunitas Yesus, kerap mencuri uang yang dipegangnya. Yudas kehilangan motivasi sejati ikut Yesus. Motivasi ekonomi, uang, keuntungan material merasukinya. Setan mulai merasukinya. Demikian halnya dengan pemuka agama. Mereka nihil relasi dengan Yesus. Sementara fakta berbicara banyak jemaahnya yang diam-diam "kepencut", hijrah mengikuti Yesus. Sang Rabi. Bagi mereka kehadiran Yesus menjadi saingan, ancaman, kendala, penghambat, musuh, merugikan. Yesus cs, termasuk Lazarus yang dihidupkan, bagai "klilip", benda asing kecil, menyelinap di mata, mengganggu pandangan, membuat tidak aman, nyaman, mesti disingkirkan.  

Seberapa besar kualitas relasi dengan Allah? Tergolong rendahkah kualitas relasi dengan-Nya? Gampangkah merasa tersaingi, terancam, terhambat,  terganggu oleh kehadiran liyan yang begitu baik, peduli dan penuh kasih? Cenderungkah memandang yang lain sebagai "klilip" kehidupan yang harus disingkirkan? Sudahkah kehadiran diri menjadi narwastu,  membuat harum semerbak kehidupan bersama? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun